Rabu 21 Aug 2019 10:01 WIB

Seratus Tahun Membentuk Karakter Islami

Orang tua harus letakkan nilai-nilai keislaman kepada anak-anak sejak usia dini.

TK Aisyiyah Bustanul Athfal tahun ini merayakan milad ke-100.
Anak kecanduan gadget. Ilustrasi

Tantangan di Era Digital

Tantangan TK ABA tidak berhenti sampai di sana. Muncul tantangan baru di era digital seperti saat ini. Noordjannah menjelaskan, di era digital anak- anak sudah sangat familier dengan teknologi informasi. Anak- anak sekarang mudah sekali bersentuhan dengan gawai.

"Maka, kita harus mengarah kan dan membimbing anak- anak agar bisa memanfaatkan IT di era digital ini untuk hal-hal yang positif," kata Noordjannah.

Menurut dia, saat ini anak- anak balita bahkan sudah banyak yang mengenal gawai.Tanpa bimbingan yang baik dan benar dari orang tua, dampak dari gawai bisa mengkhawatirkan.

Ada tiga pilar penting untuk anak-anak, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Ia mengatakan, anak-anak harus dipastikan mendapatkan pela jaran yang positif di sekolah. Selain itu, harus dipastikan keluarga dan masyarakat bisa memberikan lingkungan serta makna yang positif bagi anak-anak.

"Maka, sinergi pendidikan dan pembimbingan di sekolah dan di keluarga menjadi sangat penting, terutama bagi anak- anak usia dini ini," ujarnya.

Untuk menghadapi tantangan di era digital, pendidikan Aisyiyah sejak awal berfondasi pada nilai-nilai dasar keislaman. Tujuannya untuk memberikan bekal kepada anak- anak sehingga bisa menjadi insan kamil.

Di TK ABA, anak-anak usia dini dikenalkan dengan ibadah- ibadah dan dibiasakan melaksanakan ibadah.

Kemudian, dikenalkan tentang penciptaan dan diajari cara berhubungan yang baik dengan sesama teman, termasuk diajarkan sikap disiplin.

"Tentu juga diajarkan hal-hal yang berkaitan dengan akhlak bagaimana sikap terhadap orang yang lebih tua, sikap terhadap orang tua, dan sikap terhadap guru. Diajari mencintai sesama, Tanah Air, dari situlah kita membangun karakter anak- anak di TK ABA, semua itu merujuk pada Alquran," kata Noordjannah.

Saat ini, TK ABA sudah ada di semua provinsi di Indonesia.Berdasarkan catatan tahun 2018, jumlah TK ABA kurang lebih mencapai 20 ribu. TK ABA ter sebar di berbagai pelosok. Bahkan, di daerah mayoritas non-Muslim pun berdiri TK ABA. Siswa- siswinya juga ada yang non-Muslim. (ed: satria kartika yudha)

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement