Selasa 20 Aug 2019 18:05 WIB

Pemprov Kalteng Larang Perdagangan Bajakah

Demi keselamtan konsumen dan kelestarian bajakah, penjualan bajakah dilarang.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang meraih medali emas internasional karena menemukan obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah, saat diundang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/8).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang meraih medali emas internasional karena menemukan obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah, saat diundang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri menegaskan, untuk sementara waktu tanaman bajakah dilarang keluar daerah. Bajakah terlarang untuk transaksi jual beli.

"Saat ini kami setop, kecuali hanya untuk kepentingan riset," katanya usai melaksanakan rapat koordinasi tindak lanjut hasil penelitian bajakah di Palangka Raya, Selasa (20/8).

Baca Juga

Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan menerbitkan surat edaran gubernur terkait pengaturan semuanya terkait bajakah, guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Surat edaran itu nantinya akan ditujukan kepada semua pihak untuk dipatuhi sehingga pengiriman bajakah ke luar daerah, baik melalui bandar udara, pelabuhan, hingga terminal angkutan darat akan dilarang.

Selain itu, akan dibentuk tim dengan melibatkan seluruh instansi terkait, guna dilakukan penelitian lebih lanjut, pembahasan hak paten, pengawasan hingga edukasi kepada masyarakat.

"Berkaitan dengan hasil temuan, akan difasilitasi Dinas Kesehatan Kalteng untuk dibawa ke tahapan selanjutnya, termasuk koordinasikan dengan instansi lainnya," ungkapnya.

Berbagai upaya yang dilakukan Pemprov itu, di antaranya menyikapi maraknya jual beli bajakah di kalangan masyarakat, baik di dalam daerah maupun ke luar daerah. Pihaknya tidak ingin terjadinya eksploitasi besar-besaran dan berdampak buruk pada lingkungan.

Lebih lanjut, Fahrizal menyebut, Pemprov juga tidak ingin bajakah yang dijual keliru dan malah memberikan dampak negatif kepada pembeli. Sebab informasinya, ada sekitar 200 jenis bajakah dan tidak semuanya diduga memiliki khasiat obat, namun sebagian ada yang diduga beracun.

Fahrizal menjelaskan, penjual bajakah yang banyak bermunculan saat ini tidak semua bisa mengenali bajakah yang berkhasiat sebagai obat dan yang diduga beracun. Terkait banyaknya penjual bajakah di berbagai sudut Palangka Raya, Pemprov juga akan mendorong pihak terkait, untuk melakukan pengawasan sekaligus edukasi kepada mereka.

"Kami minta agar masyarakat bersabar, sebaiknya bersama-sama kita tunggu hasil riset lebih lanjut," ungkap Fahrizal Fitri kepada awak media.

Penemuan mahasiswa Palangkaraya atas khasiat getah bajakah terhadap pengobatan kanker menyebabkan euforia tersendiri bagi sebagian masyarakat. Akademisi dan praktisi klinik, Prof Dr Ari Fahrial Syam mengingatkan bahwa penelitian yang dilakukan tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya baru sebatas pada binatang atau uji pra-klinik.

Menurut Ari yang dokter spesialis penyakit dalam, masih perlu waktu yang panjang untuk mengetahui komponen dari getah bajakah yang berefek positif pada sel kanker. Di lain sisi, sudah ada korban pasien-pasien yang termakan info atas khasiat getah bajakah ini sehingga menunda jadwal kemoterapi atau operasi.

Ari mengungkapkan, mereka menunda kemoterapi atau operasi karena tertarik mencoba akar bajakah. Apalagi, info khasiat bajakah ini menjadi viral setelah penemunya mendapat medali emas pada kompetesi internasional di Korea.

Menurut Ari yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), penemuan tersebut harus ditindaklanjuti. Ia menyebut, FKUI punya pengalaman yang cukup banyak dalam meneliti herbal dan melihat dampak kesehatan pada manusia.

Ari mengungkapkan bahwa salah satu tim Cluster Human Cancer IMERI FKUI yang dipimpin oleh Prof Dr. rer. physiol. dr. Septelia Innawati PhD baru saja mendapat tiga paten seputar terapi kanker payudara. Salah satunya paten kerja senyawa bahan alam Andrografolida yang awalnya bersumber dari daun sambiloto yang dapat meningkatkan apoptosis sel punca kanker payudara melalui penekanan protein survivin (studi in silico dan in vitro).

Sementara itu, mahasiswa S3 Biomedik FKUI akan melakukan uji in vivo dengan Andrografolida. Pengalaman untuk patennya ini saja membutuhkan empat tahun.

"Saya tentu berharap terus dilakukan penelitian untuk melihat kandungan apa yang ada pada getah bajakah ini, dilakukan isolasi dan setelah ditemukan komponen aktifnya dilakukan penelitian in vitro di tingkat sel dan jika terbukti efektif lanjut kepenelitian in vivo dengan binatang," ungkap Ari.

Setelah penelitian getah bajakah ini lolos pada uji pra klinik ini bisa berlanjut ke uji klinik. Uji Klinik akan melakukan empat tahap, dimulai dari uji klinik pada orang normal sampai dampak obat ini setelah sampai di pasaran.

"Butuh waktu dan kalau kita fokus dan memang menghasilkan sesuatu tentu ini akan membawa manfaat untuk penemunya dan bermanfaat untuk orang banyak," ujar Ari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement