Selasa 20 Aug 2019 18:02 WIB

Menpora Jadi Pembicara Rakornas HKTI

Pemuda Tani HKTI dapat mengajak generasi muda memperjuangkan petani.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gita Amanda
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Menteri Pemuda dan Olah raga (Menpora) RI Imam Nahrawi membuka sekaligus menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Dewan Pimpinan Nasional Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang mengusung tema “SDM Petani Unggul, Indonesia Maju" di Ball Room Quess San Hotel Denpasar, Bali, Selasa (20/8).

Dalam sambutannya, Menpora mengatakan senang bisa hadir  untuk kesekian kalinya di Rakornas Pemuda Tani HKTI. "Tentu saya bergembira bisa hadir untuk kesekian kalinya di Rakornas  Pemuda Tani HKTI. Hari ini kita berkumpul untuk membicarakan masa depan pertanian kita sebagai tiang penyangga dari kesejahteraan dabangkitan ekonomi masyarakat," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id.

Baca Juga

"Terus terang, sekarang ini kita sedang menghadapi suatu tantangan yang cukup serius. Lahan-lahan pertanian kita semakin hari semakin banyak dilirik untuk dialihfungsikan. Karenanya, para Pemuda Tani HKTI harus mampu mengimbangi dan merespons sekaligus menjadi pemeran utama untuk menjadi bagian membangun masa depan pertanian Indonesia," ujarnya menambahkan.

Ia berharap, melalui Rakornas itu para pemuda tani HKTI mampu menghasilkan berbagai produk kerja, ide-ide segar, untuk menjadikan HKTI sebagai salah satu organisasi yang dapat memberikan solusi. Menurutnya, Pemuda Tani HKTI dapat mengajak generasi muda di seluruh Tanah Air untuk menjadi solusi memperjuangkan petani, agar petani Indonesia semakin kaya dan makmur.

Imam merekomendasikan tiga  hal dalam rakornas itu. Pertama, kaum petani harus mengelola tanah yang lebih luas untuk meningkatkan produksi pertanian yang mencukupi kebutuhan nasional. Ia menilai, semakin menyempitnya tanah pertanian akan membuat produksi semakin menurun dan tekad pemerintah untuk reformasi agraria harus diwujudkan dalam periode kedua ini.

"Kedua, petani Indonesia harus pandai dalam inovasi. Inilah perlunya dukungan untuk membangun industri pertanian dalam skala lokal. Ketiga, petani harus menyatu dengan dunia usaha agar tidak menjadi sektor yang marginal," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement