REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Seorang pendaki Gunung Kerinci asal Sumatera Utara Iglesias Sinaga meninggal dunia saat sampai di R10. Ia sebelumnya sempat kritis setelah tiba di shelter tiga dengan ketinggian sekitar 3.250 mdpl.
"Korban sampai di R10 pada Senin pukul 23.45 Wib dan setelah dilakukan pengecekan oleh tim medis ternyata ia sudah meninggal diduga karena dehidrasi dan asam lambung," kata petugas R10 Kersik Tuo pendakian Gunung Kerinci Evaraizal Mirza, saat dihubungi dari Padang Aro, Selasa (20/8).
Berdasarkan informasi kawan-kawannya korban ini menderita asam lambung dan diduga juga mengalami dehidrasi saat sampai shelter tiga dan yang berhak menentukan ia meninggal hanya tim medis.
Dia mengatakan, saat ini jenazah korban masih di Rumah Sakit Umum Kerinci dan sedang dipersiapkan untuk diserahkan kepada keluarganya dari Pematang Siantar. "Kami masih menunggu keluarga korban untuk diserahkan kepada keluarganya," ujarnya.
Sedangkan dua pendaki lagi yang dievakuasi oleh petugas selamat dan sudah dijemput keluarganya.
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Sumbar Yunaidi mengatakan para pendaki yang mengalami kritis di Gunung Kerinci naik pada 15 Agustus dari R10 dan direncanakan turun pada 17 Agustus. "Satu orang ini kemarin memang kritis dan semalam baru sampai di R10 Kersik Tuo dan dipastikan oleh tim medis sudah meninggal," katanya.
Saat mendaki katanya, korban ini memiliki surat keterangan sehat oleh dokter dan kemungkinan ia kelelahan atau pengaruh cuaca di gunung.
Sementara pendaki lain, Anggini Putri Anaki (22), warga Pariaman Utara yang naik pada 15 Agustus 2019 saat melakukan pendakian fisiknya ngedrop dan sempat tidak sadarkan diri. Namun sekarang sudah dijemput keluarganya dengan selamat.
Demikian juga Dewi FL Sinambela, setelah mendapat perawatan medis di Puskesmas juga berhasil diselamatkan.