Selasa 20 Aug 2019 10:58 WIB

Ganjar Jamin Keamanan Mahasiswa Papua di Jateng

Banyak mahasiswa asal Papua yang sedang kuliah di Jateng.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memberikan jaminan keamanan bagi mahasiswa Papua yang sedang menempuh studi berbagai perguruan tinggi di Jateng. Pernyataan Ganjar ini merespons gesekan antara mahasiswa Papua dengan warga dan ormas di Surabaya, Jawa Timur.

"Tenang saja, saya jamin keamanan saudara dari Papua yang ada di sini. Saya minta juga kepada seluruh masyarakat Jawa Tengah ikut menjaga karena mereka adalah saudara kita sebangsa se-Tanah Air, apalagi banyak saudara kita dari Papua ini sedang sekolah, mari kita jaga agar belajarnya tidak terganggu dengan urusan ini," katanya saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Selasa (20/8).

Baca Juga

Ganjar juga meminta kepada semua masyarakat di Indonesia, khususnya warga Jateng untuk menahan diri dan tidak melakukan hal-hal yang justru memperkeruh situasi, serta disebarkan melalui media sosial. Hal tersebut disampaikan Ganjar menanggapi kericuhan antara mahasiswa Papua dan sejumlah masyarakat dan oknum-oknum organisai massa tertentu di Surabaya dan Malang, Senin (19/8), yang kemudian meluas hingga ke sejumlah daerah.

"Saya minta semua harus menahan diri. Sudah, ayo saling memaafkan, jangan dikembangkan lagi, kadang satu kalimat yang tidak baik, semua tulisan yang masuk dalam medsos tidak baik, itu akan membakar. Nanti penumpang gelap yang ingin Indonesia tidak bersatu akan memanfaatkan. Mari menjaga diri, saling memaafkan," ujar Ganjar.

Terkait dengan jaminan keamanan mahasiswa Papua di Jawa Tengah, Pranowo mengaku sudah menelepon Gubernur Papua Lukas Enembe sejumlah tokoh agama Papua dan mahasiswa Papua. Menurut Ganjar, hal ini ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak, dimana tidak boleh dalam bermasyarakat menggunakan kata yang tidak pantas dan dapat menyinggung perasaan orang lain.

"Betapa penting budi pekerti, berhati-hatu, menjaga perasaan, kita harus sadar bahwa Indonesia punya kultur yang berbeda-beda. Tentu ya tidak ada orang yang menerima dikatakan binatang, maka tidak bisa menerima. Siapa yang mengatakan itu, harus secepatnya meminta maaf. Lalu yang lain saling menghormati, apakah budaya orang lain, apakah tetangga kita, apakah simbol negara, mari kita hormati," kata Ganjar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement