Selasa 20 Aug 2019 05:55 WIB

Sukabumi Terus Gencarkan Gerakan Pengurangan Sampah Plastik

Di setiap perkantoran pun akan dikurangi penggunaan minuman kemasan.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Sampah plastik kemasan makanan di antara tumpukan sampah impor yang diolah warga Desa Bangun, Mojokerto, Jawa TImur.
Foto: Willy Kurniawan/Reuters
Sampah plastik kemasan makanan di antara tumpukan sampah impor yang diolah warga Desa Bangun, Mojokerto, Jawa TImur.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Pemerintah Kota Sukabumi berupaya menggencarkan gerakan pengurangan sampah plastik. Sebabnya, saat ini lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Cikundul, Kecamatan Lembursitu makin menyempit.

Sebelumnya, kontribusi sampah plastik cukup besar dibandingkan jenis yang lain. Untuk menekannnya, pada pembagian daging kurban yang baru lalu pemkot memberikan imbauaan agar tidak menggunakan plastik melainkan besek atau daun jati.

Baca Juga

"Hasilnya di beberapa dinas dan di tengah masyarakat sudah menerapkannya,’’ kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Senin (19/8).

Hal ini sebagai komitmen untuk mulai mengurangi penggunaan plastik yang efeknya makin banyaknya sampah.Menurut Fahmi, di setiap perkantoran pun akan dikurangi penggunaan minuman kemasan dan membawa alat minum tumbler. Langkah tersebut juga mulai dibiasakan ke sekolah-sekolah.

Di sisi lain, Pemkot juga telah menjalin MoU tempat olah sampah setempat (TOSS). Kerjasama ini dalam rangka mengurangi volume sampah ke TPA Sampah Cikundul, yang usianya diprediksi sampai Desember 2019 sehingga masuk darurat sampah.

Pekan depan lanjut Fahmi, akan ada bimbingan dan pendampingan pengurangan sampah ke TPA berbasiskan masyarakat. Gerakan ini bagian untuk mengurangi sampah.

Hal tersebut dilakukan dengan bekerjasam dengan PT Sentra Teknologi Terapan, perusahaan yang dimiliki Yayasan Pendidikan dan Kesejahtetaraan PLN. Penandatanganan kerjasama atau Mou ini dilakukan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi di sela-sela kegiatan Seminar dan Conference dengan tema Saatnya memberdayakan masyarakat untuk memproduksi energi alternatif dengan metode TOSS, di Hotel Aston Kuta, Bali Kamis (8/8).

'' Kerjasama ini dilakukan pemkot dalam kerangka mencari sebuah alternatif maupun inovasi untuk pengolahan sampah,'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi kepada wartawan, Jumat (9/8).

Seperti diketahui, lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Cikundul, Kecamatan Lembursitu diprediksi hanya bertahan menampung sampah hingga akhir Nopember dan paling lama Desember 2019. Lahan TPA yang menyempit ini karena banyaknya produksi sampah yang mencapai sebanyak 171 ton per hari.

Tempat olah sampah setempat (TOSS) mampu mengurangi beban sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) Cikundul Kecamatan Lembursitu. Sehingga usia TPA Cikundul bisa lebih panjang dari prediksi saat ini.

TOSS ungkap Fahmi akan melibatkan semua lapisan masyarakat. Sebabnya program ini harus dilakukan secara massif agar berhasil.

'' Pada saat sudah maksimal dilakukan akan ada dampak ekonomis kepada warga,'' kata Fahmi. Oleh karena itu MoU digagas oleh pemda dan minta dukungan dari Pemda Klungkung dan Indonesia Power untuk melakukan pendampingan dan kajian serta memberikan arahan terbaik dalam kerangka pengolahan sampah di Kota Sukabumi.

Setelah penandatangan Mou lanjut Fahmi akan segera akukan kajian dan tipe TOSS apa yang cocok untuk Sukabumi. Seperti diketahui program TOSS ini diterapkan di Kabupaten Klungkung, Bali dan dinilai berhasil dalam pengembangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement