Selasa 20 Aug 2019 04:40 WIB

Selama Musim Kering, Bendungan Cimulu Penuh Sampah

Warga sudah bergotong royong emmbersihkan namun sampah kembali menumpuk.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Dwi Murdaningsih
Warga memancing di Bendung Cimulu, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, yang tak lagi teraliri air dan penuh sampah, Senin (19/8).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Warga memancing di Bendung Cimulu, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, yang tak lagi teraliri air dan penuh sampah, Senin (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Tumpukan sampah menghiasi Bendung Cimulu, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, pada Senin (19/8). Pemandangan itu bukan terjadi baru-baru ini saja, malinkan sejak datangnya musim kemarau sekitar empat bulan silam.

Salah satu warga bantaran irigasi Cimulu, Uus Kusmawat (52 tahun) mengatakan, menumpuknya sampah di Bendung Cimulu merupakan hal yang selalu terjadi setiap tahunnya. Ketika musim kemarau tiba, sampah selalu menumpung di bendung tersebut.

Baca Juga

"Soalnya air gak ngalir, sampah gak kebawa," kata dia, Senin (19/8).

Akibat tumpukan sampah itu, warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai terdampak bau yang tidak mengenakan. Menurut Uus, menyengatnya bau sampah itu sangat tercium ketika malam hari.

Tak hanya bau menyengat, tunpukan sampah itu juga mengundang nyamuk datang ketika malam tiba. Akibatnya, keluargnya di rumah tak nyaman beristirahat karena bau sampah dan banyak nyamuk.

"Setiap hari, pintu bendungan dibuka sedikit, biar sampah ngalir. Tapi tidak lama sampah menumpuk lagi," kata dia.

Ia berharap, pemerintah segera membersihkan sampah di bendung itu. Agar lingkungan masyarakat di sekitar Bendung Cimulu tergaja kebersihan juga kesehatannya.

Berdasarkan pantauan Republika, di bendung itu terdapat dua sumber aliran air. Aliran pertama dari Sungai Ciloseh, dan Sungai Cimulu. Di Bendung Cimulu, dua aliran air yang bertemu juga kembali dialirkan ke dua wilayah, daerah irigasi Cimulu dan Sungai Ciloseh. Air yang menuju ke Sungai Ciloseh tak lagi mengalir dan menjadi tumpukan sampah. Di lokasi itu, terlihat dua warga yang sedang memancing di air yang menggenang.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Tasikmalaya, Iwan Setiawan mengatakan, penumpukan sampah di sungai merupakan tanggung jawab Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat (Jabar). Menurut dia, Dinas PSDA Jabar memiliki peralatan sendiri untuk melakukan pengerukan dan pengangkutan sampah di sungai.

Ia mengakui, permasalahan sampah di Kota Tasikmalaya memang belum sepenuhnya teratasi. Dalam satu hari, volume sampah di Kota Tasikmalaya rata-rata sekitar 160 ton.

Selain itu, banyaknya sampah, khususnya di sungai, diakibatkan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Di Kota Tasikmalaya, kata dia, masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan.

Staf SUP Citanduy Hulu, Dinas PSDA Jabar, Rangga Fitra mengatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan pembersihan secara gotong royong oleh warga sekitar sepadan sungai. Selama Agustus 2019, sudah dua kali pembersihan sungai dilakukan. Namun, sampah itu kembali menumpuk di Bendung Cimulu.

"Sampah itu kebanyakan dari aliran air. Ada juga yang buang sembarangan," kata dia.

Ia mengakui, ketika memasuki musim kemarau sampah di Bendung Cimulu memang selalu menumpuk. Hal itu disebabkan debit air yang berkurang, sehingga sampah tidak terbawa dan harus dipungut langsung.

Namun untuk pembersihan di wilayah itu, petugas kerap kesulitan lantaran alat berat tak bisa masuk ke pinggir sungai. Pasalnya di sepadan sungai sudah penuh dengan rumah. Akibatnya, proses pembersihan pun hanya bisa seadanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement