REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengingatkan warga untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya penurunan kualitas udara di wilayah Sumatera Barat.
Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Kototabang Wan Dayantolis menjelaskan bahwa menurut prakiraan curah hujan di wilayah tengah hingga selatan Sumatera pada dasarian II dan III Agustus 2019 rendah sehingga kemungkinan akan banyak debu di udara. Hasil pengamatan kualitas udara di Sumatera Barat pada 18 Agustus 2019 juga menunjukkan peningkatan konsentrasi PM10 dari kondisi baik hingga sedang.
"Kami harap agar masyarakat melakukan aktivitas ramah lingkungan dan tidak sembarangan membakar lahar karena akan ikut berpengaruh pada kondisi kualitas udara," katanya saat dikonfirmasi dari Bukittinggi, Senin (19/8). Ia menambahkan bahwa pembakaran lahan menimbulkan asap yang akan mencemari udara.
Ia menjelaskan bahwa dalam tiga hari terakhir jumlah titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan meningkat. Pada Senin, menurut data BMKG, ada 260 titik panas indikasi awal kebakaran hutan dan lahan yang tersebar di wilayah Sumatera.
Titik panas paling banyak terdeteksi di wilayah Sumatera Selatan (97 titik), kemudian Jambi (75 titik), Riau (57 titik), Bangka Belitung (13 titik), Kepulauan Riau (sembilan titik), Lampung (delapan titik), dan Sumatera Utara (satu titik).