Ahad 18 Aug 2019 16:47 WIB

Kawasan Borobudur Terus Dikembangkan

BOB dikembangkan dengan skema nomadic tourism.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pengunjung menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2019 di Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang Jawa Tengah, Selasa (1/1/2019).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah pengunjung menyaksikan matahari terbit pertama tahun 2019 di Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang Jawa Tengah, Selasa (1/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- Kawasan otoritatif yang dikelola Badan Otorita Borobudur (BOB) terus dikembangkan sebagai kawasan pariwisata. Kawasan seluas 309 hektare yang berada di kawasan Bukit Menoreh tersebut, dikembangkan sebagai kawasan pariwisata berstandar internasional.

Direktur Utama BOB, Indah Juanita mengatakan, area yang dikelola dan dikembangkan masih terbilang sedikit. Sehingga, penambahan atraksi wisata akan terus dilakukan guna meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Juga

"Dari 309 hektare, area ini baru enam ribu meter atau baru 0,6 hektare yang dikelola dan tiga ribu meter persegi instagramable area," kata Indah di Glamorous Camping (Glamping) De'Loano, Purworejo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.

Kawasan otoritatif ini dikembangkan dengan skema nomadic tourism. Nomadic tourism merupakan konsep wisata temporer, baik dari segi akses maupun amenitas.

Salah satunya yang telah dibangun yakni Glamping De'Loano yang dijadikan sebagai proyek percontohan. Glamping ini sendiri berupa glamp camp dan home pod.

Indah mengatakan, kehadiran Glamping De'Loano ini dapat meningkatkan pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Glamping menjadi salah satu program untuk mengembangkan 10 destinasi pariwisata prioritas oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Selain Glamping, atraksi lainnya yang telah ada yakni off road menggunakan jeep. Selain itu juga pihaknya juga akan membangun amphitearer di kawasan otoritatif tersebut.

"Amphiteater ini untuk show yang bisa memiat seribu orang," kata Indah.

Selain itu, pihaknya juga membangun kerja sama peeguruan tinggi dalam hal ini Universitas Gadjah Mada (UGM). Kerja sama yang dilakukan yakni dalam penelitian flora yang ada di kawasan tersebut.

"Kita kerja sama dengan Biologi UGM. Kemarin sudah ditemukan anggrek khas Menoreh. Nanti kita berdayakan, akhir September nanti jadi bibit yang siap diproduksi," ujarnya.

Dengan terus ditingkatkannya pariwisata dikawasan ini, kata Indah, dapat memacu pertumbuhan pengunjung ke DIY-Jateng. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement