Sabtu 17 Aug 2019 17:28 WIB

Muhammadiyah Sarankan Mahfud Buka Kabar Dana Radikalisme

Muhammadiyah meminta umat tidak apriori hingga ada kejelasan.

Rep: Kiki Sakinah / Red: Nashih Nashrullah
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti
Foto: Republika
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, menanggapi pernyataan Ketua Umum Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD, yang menyebut ada orang Arab berpaham radikal hendak masuk ke Indonesia dan membawa dana dalam jumlah besar. Dikatakan Mahfud MD, bahwa dana itu akan digunakan untuk mendukung gerakan radikalisme di Tanah Air. 

Mu'ti meminta mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menjelaskan lebih rinci terkait tokoh yang dimaksud, siapa penerima, jumlah dana, dan sebagainya. Penjelasan itu penting agar tidak menimbulkan kegaduhan dan kontroversi yang berkepanjangan.  

Baca Juga

Sebagai seorang tokoh nasional yang berintegritas, kata Mu'ti, Mahfud MD diyakininya memiliki dasar dan data yang kuat serta dapat dipertanggungjawabkan. "Penjelasan itu penting, selain untuk menghindari fitnah dan kegaduhan juga agar tidak mengganggu hubungan diplomatik Indonesia dengan negara sahabat, karena masalahnya terkait dengan warga negara lain," kata Mu'ti, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Sabtu (17/8).  

Karena dinilai belum jelas informasi kebenarannya, Mu'ti mengimbau publik agar tidak apriori (mengambil kesimpulan) terhadap pernyataan Mahfud MD tersebut. Namun, ia juga mengingatkan publik agar tidak menerima informasi itu secara apa adanya.

Sebelumnya, Mahfud MD mengatakan dana yang dibawa orang Arab radikal itu akan dipergunakan untuk mendukung gerakan radikal yang ada di Indonesia. 

Karena itu, Mahfud menyebut Gerakan Suluh Kebangsaan menggelar diskusi kelompok terpumpun untuk membuat suatu perencanaan atau skenario dalam menghadapi mereka. 

Sementara itu, Mahfud menyebut jika pihaknya akan melihat dahulu peta radikalisme dari Badan Intelijen Negara (BIN) untuk kemudian dibuat skenario dan strategi menghadapinya. (Kiki Sakinah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement