Sabtu 17 Aug 2019 16:38 WIB

Riset I2: 10 Menteri Terpopuler dan Berpengaruh di Twitter

Perbicangan menteri Jokowi-JK dari Januari–Juli 2019 mencapai 2.989.714 percakapan.

Sejumlah menteri Kabinet Kerja mengikuti Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Sejumlah menteri Kabinet Kerja mengikuti Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Media sosial Twitter menjadi salah satu ruang publik bagi para netizen untuk menyoroti kebijakan dan kinerja para Menteri Kabinet Jokowi-JK dalam semester pertama 2019. Indonesia Indicator telah melakukan pemantauan terhadap seluruh aktivitas netizen terkait perbicangan mengenai menteri-menteri Kabinet Jokowi-JK dari 1 Januari – 25 Juli 2019, dengan total jumlah percakapan sebesar 2.989.714 percakapan.

Direktur Komunikasi Indonesia Indicator (I2), Rustika Herlambang mengatakan bahwa di semester pertama 2019, terdapat 10 nama menteri yang terbanyak disebut oleh netizen twitter. Indonesia Indicator menggunakan istilah “terpegah” yang berarti termasyur yang dimaknakan lebih netral ketimbang istilah “popular” yang berarti “dikenal dan disukai”.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menempati urutan pertama dengan jumlah percakapan sebesar 653.052 cuitan. Percakapan ini berasal dari berbagai isu kebijakan terkait perikanan, sikap Susi yang sering dibela warga netizen Twitter, hingga sikap personal Susi yang menarik hati dan memberi inspirasi.

Hal ini dilihat dari emosi yang ditujukan pada percakapan Susi didominasi oleh emosi trust (mendukung), anticipation (harapan, saran, masukan, ajakan mendukung, dsb), dan joy. Adapun jumlah netizen yang merespons Susi sebesar 128.241 akun manusia.

Posisi kedua ditempati Menko Polhukam Wiranto dengan 405.747 cuitan. Menteri Terpegah ketiga di Twitter diduduki oleh Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dengan 366.618 cuitan. "Perhatian netizen pada Wiranto dan Luhut lebih banyak dipicu dari isu seputar bidang politik, hukum, keamanan dan pertahanan," kata Rustika, dalam siaran persnya Sabtu (17/8).

Beberapa tagar politik yang cukup popular pada saat kontestasi pilpres acap dilekatkan dengan dua nama ini. Adapun jumlah akun yang merespons Wiranto sejumlah 47.247 akun, sementara Luhut 47.371 akun.

Dua nama ini direspons dengan berbagai emosi, seperti dukungan, harapan, namun juga kekecewaan atau kemarahan. Hal ini dikaitkan dengan situasi kontestasi pilpres, dimana dua jenderal ini dianggap bertanggung jawab atas situasi keamanan.

Menteri Terpegah Keempat di Twitter adalah Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo dengan 274.084 cuitan (dari 15.777 akun). Posisi kelima ditempati Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dengan 214.226 cuitan (dari 43,187 akun). Menteri Keuangan Sri Mulyani menempati posisi keenam dengan 159.115 cuitan dari (44.607 akun).

Posisi ketujuh diduduki Mendagri Tjahjo Kumolo dengan 152.460 cuitan dari (30.880 akun). Posisi kedelapan hingga sepuluh ditempati Menkominfo Rudiantara dengan 124.623 cuitan dari (28.815 akun), Sekertaris Kabinet Pramono Anung 84.287 cuitan dari (22.747 akun), dan Menhub  Budi Karya Sumadi 73.753 cuitan dari (14.712 akun manusia).

Menurut Rustika,  Indonesia Indicator juga mencoba membuat analisis jejaring percakapan melalui metode social network analysis untuk mengukur kekuatan percakapan dari para menteri tersebut di kalangan netizen. Hasilnya, nama Susi Pudjiastuti tercatat sebagai menteri yang memiliki daya tarik dan pengaruh kuat di kalangan netizen.

Melalui akun  @susipudjiastuti ada sebanyak 2.245 pernyataan yang diunggah Menteri KKP itu dan mendapatkan respons besar dari netizen. Susi juga diquotes sebanyak 1820. Pernyataan Susi juga di-retweet sebanyak 17.043 dan di-reply sebanyak 21.909.

"Susi tercatat cukup aktif berkomunikasi dengan netizen Twitter," ujar Rustika. Ribuan respons netizen tentang Susi lebih banyak membahas penampilan dirinya yang apa adanya, juga berbagai prestasi dirinya sebagai menteri, bahkan kerap menerima penghargaan internasional.

Meskipun penampilan dam  kebijakannya kerap menuai kontroversi, Susi bergeming dengan sikap dan prinsip yang melatari kebijakannya. Tetapi tetap membuka dialog pada mereka yang kritis terhadap kebijakannya dengan sarana komunikasi informal dengan netizen. Susi juga dikenal tak segan untuk melakukan “perang” di dunia maya. Hal inilah yang membuat Susi cukup popular di media sosial Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement