REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menjadi inspektur upacara Peringatan Detik Detik Proklamasi Kemerdekaan RI dan Pengibaran Bendera Merah Putih Tingkat Jabar di Lapangan Gasibu, Sabtu (17/8). Namun, ada yang berbeda dengan upacara peringatan kemerdekaan di lingkungan Pemprov Jabar tersebut.
Biasanya, pidato kenegaraan dalam upacara kemerdekaan tersebut sangat formil. Namun, kali ini pria yang akrab disapa Emil tersebut membawakan pidato dengan serius tapi santai. Yakni, dengan membacakan lima pantun yang bertemakan pancasila.
Pantun yang langsung dibacakan oleh Emil tersebut di antaranya berbunyi "Tahu Bulat Digoreng Dadakan, Harganya Lima Ratusan, Kalau Indonesia Mau Juara di Masa Depan, Maka Pancasila Harus Diamalkan".
Pantun berikutnya yang dibacakan Emil adalah, "Ketika Malam Kita Bershalawat, Ketika Pagi Bekerja Dengan Semangat, Pembangunan Negara Bakal Melesat, Karena Didukung Semua Eleman Masyarakat".
"Saya bikin tradisi baru pidatonya ada yang serius, jenaka menggunakan pantun yang pesannya juga sangat relevan dengan semangat kemerdekaan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Menurut Emil, semua berbahagia hari ini 74 tahun Indonesia merdeka. Dalam pantun, ia menekankan berkali-kali Pancasila disebut lebih dari lima kali. Karena, itu lah semangat dulu sekarang dan selamanya. Bahwa bumi Jabar adalah bumi Pancasila. Kedua, ia berbahagia dalam kesempatan ini masyarakat dari berbagai etnisitas juga merayakan khususnya untuk Papua.
"Kalau di tempat lain banyak dinamika kalau di Jabar mah Insya allah aman kondusif karena kitanya silih asah silih asuh silih asih silih wawangi," katanya.
Kemudian, kata dia, ia menyampaikan poin dari Presiden juga tentang tantangan masa depan tentang membangun Indonesia tidak Jawa sentris. Pemprov Jabar pun, ada program go-east, bersama masyarakat Indonesia timur kita akan melakukan ekonomi perikanan bersama nelayan di Indramayu.
"Jadi dari kita nanti transfer teknologi dilakukan sebuah kerja sama. Itu lah kenusantraan ke-Indonesiaan walaupun basisnya Jabar," katanya.
Kemudian, kata dia, tantangan masih ada tentunya, infrastruktur, pencapaian nilai ekonomi dan lainnya. Mudah-mudahan dengan semangat 74 tahun ini, semua bisa fokus pada hal yang produktif, inovatif dan kolaboratif.
"Tadi disampaikan bahwa keberhasilan Jabar adalah estafet dari pemimpin terdahulu. Ada Pak Aher, Pak Dani, Pak Lex dan lain-lain. Menandakan kami pemimpin hari ini menghargai pemimpin masa lalu. Nah inilah semangat Jabar yang harusnya ditiru," paparnya.