Sabtu 17 Aug 2019 11:06 WIB

Kemendikbud Undang Tiga Siswa Peraih Medali Emas Obat Kanker

Mendikbud mengapresiasi ketiga siswa yang berhasil memanfaatkan kearifan lokal

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Christiyaningsih
Tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang meraih medali emas internasional karena menemukan obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah, saat diundang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/8).
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah yang meraih medali emas internasional karena menemukan obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah, saat diundang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan penghargaan kepada tiga siswa SMA Negeri 2 Palangkaraya yang mendapatkan medali emas di World Invention Creativity Olympic (WICO). Ketiga siswa tersebut mendapatkan medali emas karena menemukan obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menuturkan penghargaan khusus diberikan karena penemuan ketiga siswa tersebut sangat penting dan perlu ditindaklanjuti. Ia sangat mengapresiasi ketiga siswa yang berhasil memanfaatkan kearifan lokal untuk dunia.

Baca Juga

"Kita memberikan penghargaan kepada anak yang sangat kreatif dan menggali potensi lokal sehingga melambung di tingkat internasional dari sebuah kekayaan dan kearifan lokal. Ini pelajaran yang menarik bahwa Indonesia sangat kaya raya dengan potensi berbagai macam sumber daya," kata Muhadjir usai Upacara Peringatan HUT ke-74 RI di Kantor Kemendikbud, Sabtu (17/8).

Ketiga siswa tersebut adalah Aysa Aurealya Maharani, Yazid, dan Anggina Rafitri. Kemendikbud memberikan penghargaan dan hadiah berupa laptop serta beasiswa pendidikan kepada ketiga peraih medali emas tersebut.

Anggina berharap agar penelitian mereka bisa difasilitasi lebih lanjut sehingga dapat menghasilkan produk yang bisa dimanfaatkan masyarakat. "Ini baru penelitian awal. Jadi belum diproduksi lebih maju lagi dan kita harus meneliti lebih lanjut lagi," kata dia.

Ia juga berharap agar masyarakat tidak asal mencari tanaman bajakah. Sebab, tanaman bajakah memiliki banyak jenisnya dan penelitian yang dilakukan ketiga siswa ini baru berupa langkah awal. Para siswa ini khawatir apabila masyarakat langsung mencari sendiri tanaman yang dimaksud justru salah dan berbahaya.

Kepala Sekolah SMAN 2 Palangkaraya Muhammad Mirazulhaidi menyatakan pihaknya akan membantu ketiga siswa agar bisa mengembangkan penelitian mereka. Ia juga berharap pemerintah bisa menindaklanjuti hasil penelitian ini.

"Kami belum tahu ke depannya. Tapi kan ini sudah diketahui, artinya untuk daerah untuk pemerintah tahu ini penemuan yang berharga. Nanti pemerintah yang bisa menindaklanjuti," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement