Jumat 16 Aug 2019 18:41 WIB

Muhammadiyah: Narkoba adalah Sebentuk Fasad Fil Ardh

PP Muhammadiyah tanda tangani kerja sama dengan BNN hari ini

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Penandatanganan MoU antara BNN dan PP Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah pada Jumat (16/8).
Foto: Republika/Fuji EP
Penandatanganan MoU antara BNN dan PP Muhammadiyah di Kantor PP Muhammadiyah pada Jumat (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan, penyalahgunaan narkoba adalah suatu bentuk kejahatan yang tergolong fasad fil ardh (kerusakan di bumi). Hal itu disampaikannya saat berpidato usai penandatanganan nota kesepahaman antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dan PP Muhammadiyah di Jakarta, Jumat (16/8).

Menurut Haedar, Muhammadiyah ikut bertanggung jawab dalam urusan moral bangsa dan masa depan bangsa Indonesia. Dalam hal ini, dia meyakini bahwa bahaya narkoba akan menurunkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan merusak eksistensi kehidupan manusia.

Baca Juga

"Kami sebut narkoba ini bentuk kejahatan fasad fil ardh, apalagi yang bergerak di mafianya, itu sudah bisa masuk neraka karena menghancurkan generasi muda dan sumber daya insani kita yang harusnya bisa dijaga bersama," kata Haedar Nashir saat di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (16/8).

Ia mengingatkan, anak-anak adalah amanah dari Allah SWT khususnya untuk tiap orang tua. Di sisi lain, para bandar narkoba boleh jadi juga memiliki anak, keluarga dan kerabat.

Seandainya bandar narkoba berpikir tentang masa depan anak-anak secara empatis, sebut Haedar, tentunya mereka akan menyadari betapa bahayanya perbuatan mereka selama ini. Mengedarkan barang haram termasuk merusak masa depan anak-anak yang seharusnya dilindungi.

"Itu yang disebut dengan dzalimun linafsihi, manusia suka menghancurkan dan menzalimi dirinya sendiri," ujarnya.

Dengan pola pikir demikian, sesungguhnya bandar narkoba yang menjual barang haram itu ke anak-anak orang lain sedang merusak anaknya sendiri. Sebab, anak-anak adalah titipan Tuhan. Maka dari itu, menurut Haedar, wajar bila dosa perbuatan mengedarkan narkoba terbilang sangat besar.

Haedar menegaskan dirinya tidak sedang berjualan dosa. Inti pesan pidatonya adalah mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga dan menyelamatkan generasi muda Indonesia dari bahaya narkoba.

"Saya tidak sedang dagang dosa, tapi pesannya adalah mari kita selamatkan generasi muda ini, anak bangsa ini, termasuk mereka yang masih terlibat di dalam sindikasi narkoba harus sadar dan kembali ke jalan yang benar karena (mereka) merusak masa depan bangsa," jelasnya.

 

Kerja Sama dengan BNN

Haedar menjelaskan, program pendidikan, sosial, dan kesehatan Muhammadiyah akan menjadi bagian dari kerja sama dengan BNN. Bagi Muhammadiyah, kolaborasi dengan BNN adalah suatu ikhtiar untuk ikut mencerdaskan, menyejahterakan dan memajukan bangsa.

"Kalau tadi kami cerita punya perguruan tinggi, lembaga pendidikan, lembaga kesehatan, lembaga sosial, dan usaha-usaha lain, semua itu kami daur ulang untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, tidak untuk kepentingan Muhammadiyah, kami lakukan dengan tulus tanpa pamrih," ujarnya.

Melalui kerja sama dengan BNN, Muhammadiyah ingin kerja dan berbuat sesuatu yang nyata untuk bangsa dan negara. Haedar menyadari tugas mengatasi masalah narkoba berat, panjang dan tidak sederhana. Tapi yakin dengan kerjasama, Insya Allah akan menjadi lebih ringan mengatasinya.

"Istilahnya kalau kita sangga bersama problem bangsa ini, Insya Allah kita bisa menanggulanginya secara lebih ringan, setelah MoU ini kita harus melakukan langkah-langka," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement