REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Puncak Gunung Slamet pada peringatan kemerdekaan RI tahun ini menjadi lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini tak ada pendaki yang diizinkan merayakan di puncak karena status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi Waspada.
"Biasanya, pada peringatan HUT RI akan ada ribuan orang yang merayakan di puncak Slamet," jelas Koordinator SAR Pos Bambangan, Slamet Ardiansyah, Jumat (16/8).
Tahun-tahun sebelumnya, para pendaki yang akan memperingati HUT RI di puncak Slamet biasanya akan mulai melakukan pendakian sejak H-2-dan H-1. Jumlahnya bisa mencapai lebih dari 1.500 orang.
"Sebagaimana di daerah lain, para pendaki akan menggelar upacara bendera di termpat terbuka sekitar kawah yang ada di puncak Slamet. Namun karena saat ini status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi Waspada mereka tidak diizinkan melakukan pendakian.'' jelasnya.
Kepala BPBD Purbalingga Umar Fauzi menyebut peringatan HUT Kemerdekaan RI tahun ini di puncak Slamet memang akan lebih sepi. "Sesuai rekomendasi PVMBG Bandung, sejauh radius dua kilometer dari puncak Slamet memang tidak boleh ada aktivitas manusia," jelasnya.
Dia juga mendapat informasi bahwa aktivitas vulkanik Gunung Slamet masih fluktuatif. "Kadang naik, kadang turun. Namun sampai saat ini status Gunung Slamet masih Waspada," katanya.
Junior Manajer Bisnis Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Sugito menyebutkan seluruh jalur pendakian Gunung Slamet yang menjadi kewenangannya masih ditutup bagi aktivitas pendakian. Hal ini menyusul adanya kenaikan status Gunung Slamet menjadi Waspada.
"Ada tiga jalur pendakian Gunung Slamet yang saat ini menjadi kewenangan kami. Yakni jalur pendakian melalui Pos Bambangan dan Gunung Malang di Kabupaten Purbalingga serta jalur pendakian melalui Baturraden Kabupaten Banyumas. Seluruh jalur tersebut masih ditutup bagi aktivitas pendakian hingga batas waktu yang belum ditentukan," katanya.