Jumat 16 Aug 2019 02:40 WIB

Komoditas Pala Difokuskan Berorientasi Ekspor

komoditas unggulan perkebunan terus didorong untuk berkontribusi.

Komoditas Pala.
Foto: Istimewa
Komoditas Pala.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pala adalah komoditi perkebunan yang merupakan salah satu tanaman rempah yang difokuskan untuk orientasi ekspor.  Ditjen Perkebunan telah melakukan pembinaan kepada petani dari sisi hulu untuk peningkatan produksi dan produktivitas pala yang siap diekspor.

Selain itu, juga dilakukan pembinaan kepada para pelaku usaha dalam memperluas akses pasar pala ke negara lain khususnya Eropa yang sangat berminat untuk ekspor rempah Indonesia.

“Keberhasilan pencapaian peningkatan produksi dan produktivitas harus dibarengi pula dengan kesiapan dukungan dan penguatan di sub-sistem hilirnya, terutama dalam meningkatkan nilai tambah dan daya saing sehingga berbagai produk perkebunan segar dan olahan mampu menguasai pasar domestik dan memiliki keunggulan untuk menembus pasar internasional.” kata Kasdi Subagyono Direktur Jenderal Perkebunan dalam sambutannya pada acara simbolik pelepasan ekspor pala Indonesia ke Belanda yang diinisiasi oleh mitra usaha komoditas perkebunan, PT. Alam Sari Interbuana, dalam siaran persnya, Jumat (16/8).

Kasdi menambahkan, Sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pertanian nomor 19 tahun 2019 tentang Pengembangan Ekspor Komoditas Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan mendapat amanat untuk mengakselerasi peningkatan daya saing komoditas perkebunan di pasar internasional melalui ekspor dan kegiatan promosi.

Berkaitan dengan hal tersebut, komoditas unggulan perkebunan seperti Pala terus didorong untuk berkontribusi terhadap penerimaan negara dari ekspor Produksi pala Indonesia tahun 2018 sebagaimana data Ditjen.

Perkebunan adalah sebesar 36.242 ton dengan daerah penghasil Pala meliputi Maluku Utara dengan produksi 8.325 ton; Aceh dengan produksi 6.273 ton; Maluku 5.774 ton; Papua Barat 5.675 ton; Sulawesi Utara 5.201 ton; Jawa Barat 1.319 ton; dan Sumatera Barat 1.015 ton.

Data Ditjen Perkebunan, pala Indonesia Tahun 2018 di ekspor sebanyak 20.202 ton dengan nilai ekspor USD 111,69 Juta, sebagian besar diekspor ke negara Vietnam dengan volume 9.188 ton dan nilai USD 26,37 Juta.

Dari total ekspor pala Indonesia, sebanyak 19,7% atau sebesar 3.979 ton diekspor ke Uni Eropa dengan nilai ekspor USD 31,31 Juta. Untuk pala Indonesia yang di ekspor ke Belanda, selama tahun 2018 sebesar 1.108 ton dan nilai USD 9,63 Juta.

PT. Alam Sari Interbuana merupakan salah satu mitra binaan Direktorat Jenderal akan melakukan ekspor pala pada tanggal 16 Agustus 2019 sebanyak 13 ton yang terdiri dari nutmeg shrivels (5 ton) dan nutmeg shells (8 ton) yang ditujukan kepada Mouw Sourcing B.V/Spicemasters, Belanda melalui pelabuhan Tanjung Priok menuju pelabuhan Rotterdam, Belanda.

Pala yang di ekspor PT. Alam Sari Interbuana berasal dari petani dari Provinsi Sulawesi Utara dan Maluku. Sedangkan sebagian dari petani pala tersebut telah mendapatkan fasilitasi dari Ditjen. Perkebunan berupa peralatan pasca panen melalui dana TP Tahun 2015 dan 2017.

“Kedepan, Kami berharap para pelaku usaha lainnya dapat bersinergi dengan pemerintah untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi produk unggulan lokal dari masing-masing daerah dengan berbagai komoditas dan produk yang spesifik dan memiliki kekhasan. Selain itu dapat mengembangkan potensi pasar dan akses nya ke beberapa negara yang memiliki minat dan membutuhkan komoditas perkebunan yang pada akhirnya diharapkan dapat membuka berbagai peluang investasi komoditas perkebunan di pasar domestik maupun internasional,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement