REPUBLIKA.CO.ID, SUMENEP -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada hari ini, Kamis (15/8), resmi melepas dua unit kapal rumah sakit terapung di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Turut hadir dalam acara ini, Menteri Kesehatan (Menkes) Nilla F Moloek mengimbau pengoperasian kapal rumah sakit mesti sesuai standar yang berlaku.
"Saya titip buku karantina. Tidak boleh limbah jni sembarangan dibuang ke laut. Kapal ada sarat kebersihan dan tidak menularkan penyakit," kata Nilla saat menghadiri pelepasan kapal rumah sakit di Pelabuhan Kalianget, Kamis (15/8).
Nilla menegaskan semua petugas medis di kapal rumah sakit hingga yang laimnya harus menyesuaikan dengan standar kapal yang ada. Terlebih kapal tersebut merupakan rumah sakit terapung bukan hanya kapal transportasi umum biasa.
Selain itu, Nilla mengaku senang dengan dihibahkannya kapal milik Kemenhub tersebut kepada Kemenkes dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebab, memurutnya seperti di Sumenep masih banyak wilayah yang harus mendapatkam layanan kesehatan.
"Bapak Bupati Sumenep mengatakan di sini ada 126 pulau yang dihuni ada 48 pulau. Jadi setiap pulau di mana ada manusia berada harus tetap tersentuh oleh layanan kesehatan," tutur Nilla.
Selain itu, Nilla juga mengharapkan Universitas Airlangga dan ITS Surabaya bisa berkontribuso dalam operasional rumah sakit terapung tersebut. Dia menuturkan mahasiswa bisa berkontribusi dalam memberikan pemeriksaan atau pelayanan kesehatan di rumah sakit terapung.
Kemenhub hari ini (15/8) resmi melepas dua kapal rede menjadi kapal rumah sakit terapung di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Jawa Timur hari ini (15/8). Kedua kapal tersebut yakni KM Gandha Nusantara 1 dan KM Gandha Nusantara 2.
"Kita ingin Sumenep menjadi percontohan di mana yang tadinya banyak masalah terkait angkutan kapal, sekarang menjadi contoh (tak hanya konektivitas namun juga fasilitas kesehatan," kata Budi di Pelabuhan Kalianget, Sumenep, Kamis (15/8).
Budi menjelaskan setiap tahunnya Kemenhub memproduksi kapal rede dan dioperasikan di beberapa tempat perairan Indonesia. Sebelumnya, kata dia, kapal rede tersebut hanya berfungsi sebagai moda transportasi namun beberapa diantaranya akan dimaksimalkan untuk mendukung layanan kesehatan di pulau-pulau.
Dia menuturkan dalam operasinya, kedua kapal yang juga menjadi rumah sakit terapung juga tetap melayani masyarakat yang akan menyebrang di pulau-pulau yang ada di Madura. "Pagi hari paling tidak bisa mengangkut 20 sampai 30 orang, tapi ada fungsi rumah sakit. Ada waktu kosong di sore dan malam hari (sebagai rumah sakit terapung)," jelas Budi.