Kamis 15 Aug 2019 13:03 WIB

YKI Komentari Obat Kanker Temuan Siswa

Proses obat kanker untuk bisa tersertifikasi butuh waktu panjang.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Sel Kanker
Foto: youtube
Ilustrasi Sel Kanker

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar medis dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Provinsi DKI Jakarta Venita menanggapi hasil temuan para siswa asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah, tentang akar tanaman Bajakah untuk melawan kanker payudara. YKI menilai temuan siswa tersebut masih tahap awal untuk menjadi obat yang tersertifikasi.

"Yang saya tahu, proses untuk menjadi obat kanker tersertifikasi itu panjang sekali dan mahal. Mungkin Bajakah masih pada tahap yang sangat awal dan untuk dinyatakan efektif bagi (melawan) kanker (dan) masih banyak tahapan ilmiah yang perlu dilewati," kata Venita, Kamis (15/8).

Baca Juga

Temuan akar tanaman Bajakah yang dipresentasikan dalam Invention Creativity (WICO) di Seoul, Korea Selatan, pada Juli, itu berupa bubuk teh sebagai obat penyembuh kanker payudara. Tapi, Venita tidak menampik potensi akar itu sebagai obat kanker, karena telah banyak obat pelawan kanker berasal dari tumbuhan.

"Tapi, tidak lantas karena penelitian kecil atau percobaan pada hewan, ataupun percobaan pada satu-dua orang, lantas langsung diputuskan tumbuhan tersebut pasti efektif untuk kanker," tuturnya.

Venita menyarankan pasien kanker tetap harus mengikuti standar pengobatan dan terapi sesuai bukti medis, antara lain pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Sementara pengobatan yang bersifat suplemen atau herbal sebaiknya hanya menjadi komplemen.

"Kalaupun (Bajakah) mau dipakai pasien, pasien harus tetap mengikuti protokol pengobatan yang ada sesuai bukti medis dan yang bersifat suplemen atau herbal menjadi komplemen," katanya.

Venita berharap penemuan obat kanker akan semakin berkembang merujuk pada temuan awal tentang akar Bajakah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement