REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak generasi muda masa kini hadir untuk negara, seperti yang dilakukan generasi sama zaman dahulu. Meskipun mengakui keberadaan sejumlah tokoh muda yang telah mengharumkan nama bangsa, ia menyesalkan sebagian pemuda yang justru terpapar intoleransi.
"Bedanya generasi old (tua, red), bagaimana kerennya seorang Bung Karno umur 29 tahun sudah mendirikan partai," katanya usai memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta di Solo, Rabu.
Contoh lain, menurut Khofifah, ialah Bung Hatta pada umur 24 tahun sudah menggagas pergerakan Perhimpunan Indonesia.
"Beliau tidak memikirkan Sumatra Barat, tidak hanya memikirkan Bukittinggi tetapi yang dipikirkan adalah Indonesia. Selain itu, bagaimana seorang KH Wahid Hasyim menjadi anggota BPUPKI termuda," katanya.
Khofifah membandingkannya dengan generasi saat ini, seperti pendiri Gojek Nadiem Makarim dan pendiri Bukalapak Achmad Zaky yang mampu mengembangkan bisnis e-commerce. Ia berharap generasi muda inspiratif seperti nama-nama tersebut dapat lebih banyak lagi di Indonesia.
Meski demikian, dikatakannya, yang masih menjadi masalah di dalam negeri adalah permasalahan intoleransi.
"Dari survei yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah kepada generasi Z di 34 provinsi, hasilnya ada kecenderungan intoleransi yang cukup signifikan dan ini tersebar di 34 provinsi," katanya.
Terkait hal itu, Khofifah berharap generasi muda dapat menjunjung toleransi sehingga berdampak baik bagi NKRI. Sementara itu, Rektor UNS Jamal Wiwoho mengapresiasi materi yang diberikan oleh Khofifah kepada 8.630 mahasiswa baru UNS.
"Kita dorong bagaimana mereka (mahasiswa, red) mencintai Tanah Air kita. Berbakti kepada Tanah Air kita. Mau berbuat untuk sesama yang lebih baik, dengan begitu toleransi harus ditingkatkan," katanya.