Rabu 14 Aug 2019 05:37 WIB

Kemenhub Dorong Transpatriot Jadi Bus Percontohan

Dishub Bekasi baru mengisi satu rute dengan sembilan unit bus.

Rep: Riza Wahyu Pratama/ Red: Friska Yolanda
Petugas turun dari angkutan umum TransPatriot   jurusan  Terminal Bekasi - Harapan Indah di Terminal Bekasi, Jawa Barat, Senin (26/11).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Petugas turun dari angkutan umum TransPatriot jurusan Terminal Bekasi - Harapan Indah di Terminal Bekasi, Jawa Barat, Senin (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kementerian Perhubungan mendorong Dinas Perhubungan Kota Bekasi bersama PDMP (Perusahaan Daerah Mitra Patriot) untuk segera mengoperasikan bus hibah pada Rabu (14/8). Tak cukup sampai di situ, Kemenhub juga mendorong agar PDMP dapat menggandeng pihak ketiga dalam mengoperasikan bus tersebut. Sehingga pengoperasian bus tersebut menjadi percontohan bagi wilayah lainnya.

Direktur Angkutan Jalan Perhubungan Darat, Ahmad Yani mengeluhkan, bantuan bus dari Kementerian Perhubungan sempat tertunda delapan bulan. Namun, ia menyatakan keterlambatan tersebut masih dapat dimaklumi. Alasannya, ada daerah lain yang memiliki keterlambatan lebih dari satu tahun.

"Di Bogor tahun 2017 sudah dikasih semua. Sampai akhir 2018 tidak berjalan karena tidak ada biaya penguningan (mengubah plat nomor kendaraan berwarna kuning/angkutan umum)," kata Ahmad Yani dalam jumpa pers di Kantor Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jalan Pangeran Jayakarta nomor 1, Harapan Mulya, Medan Satria, Kota Bekasi, Selasa (13/8).

Direktur Angkutan Darat itu mengaku, selain karena keterlambatan operasi, perbincangan masalah bus menjadi sangat ramai karena sebelumnya terdapat bus transjakarta yang mangkrak. "Saya diperintah oleh Pak Menteri agar bus ini sebisa mungkin harus dapat beroperasi besok," ujarnya.

Meskipun terlambat, namun Ahmad Yani juga mengapresiasi PDMP yang berencana melakukan kerja sama dengan pihak ketiga. Dengan demikian, biaya operasional bus dapat ditekan dengan bantuan dari pihak ketiga tersebut. Ia pun mengaku tertarik dengan inovasi tersebut. Pasalnya pembangunan moda transportasi saat ini harus dikaitkan dengan teknologi.

"Siapa yang tidak tergiur jika operasionalnya dibiayai oleh pihak ketiga. Ini akan menjadi role model untuk kami ke depannya," ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Dinas Perhubungan Kota Bekasi menyanggupi permintaan Kemenhub untuk menghubungkan antara jalur LRT dengan trayek Transpatriot. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Dadang Ginanjar menjelaskan, pihaknya akan membangun empat rute Transpatriot.

Hingga saat ini, pihaknya baru mengisi satu rute dengan sembilan unit bus. Nantinya, ke-20 bus hibah tersebut rencananya akan digunakan untuk mengisi rute dua, Wisma Asri-Sumber Arta. Serta rute tiga, Summarecon-Vida.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement