Rabu 14 Aug 2019 06:27 WIB

Lahan Gambut di Jambi Masih Menyimpan Bara Api

Seluas 350 hektare lahan yang terbakar sudah berhasil dipadamkan.

Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut  (ilustrasi)
Foto: Antara/Rony Muharrman
Satgas Karhutla Riau melakukan pemadaman bara api kebakaran lahan gambut (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Komandan Satuan Tugas Kebakaran hutan dan lahan (Dansatgas Karhutla) Provinsi Jambi, Kolonel Arh Elphis Rudy mengatakan, lahan gambut yang terbakar di Jambi masih menyimpan potensi bara api. Bara api ini sewaktu-waktu bisa kembali membakar lahan dan hutan yang ada di sekitarnya.

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat ini masing terjadi di Jambi. Namun beberapa hutan dan lahan seluas 350 hektare yang terbakar sudah berhasil dipadamkan. "Akan tetapi potensi karhutla masih tatap ada khususnya di lahan gambut,' kata Elphis Rudy yang juga Damren 042/Garuda Putih, di Jambi Selasa (13/8).

Baca Juga

Saat ini satgas masih terus melakukan pendinginan khususnya pada lahan gambut yang terbakar dan yang masih menyimpan bara api di dasar gambut. Dimana bara tersebut jika tertiup angin bisa kembali menghanguskan lahan yang ada di sekitarnya.

"Titik panas di lahan gambut itu sangat dalam, untuk memadamkannya secara utuh di butuhkan hujan selama dua hari, karena kedalaman gambut yang ada sekitar tiga hingga lima meter," kata Kolonel Arh Elphis Rudy.

Satgas karhutla juga menemukan beberapa kendala dalam melakukan pendinginan. Karena kawasan yang terbakar cukup luas untuk di siram air secara menyeluruh. Tim sempat membuat sumur bor namun terbentur dengan undang-undang restorasi gambut.

Sementara itu Badan Restorasi Gambut (BRG) tidak membolehkan untuk melakukan pengeboran di lahan yang diberi mandat ke perusahaan. Yang boleh melakukan pengeboran hanya pihak perusahaan itu sendiri. Sedangkan perusahaan yang ada tidak memiliki alat tersebut yang mereka miliki hanya alat pemadaman.

Terkait lahan perusahaan yang saat ini telah hangus terbakar, Dansatgas mengatakan sudah  hampir 40 hektare dan keseluruhan merupakan lahan yang belum digunakan oleh penerima mandat. "Itu laporan kemarin, hari ini belum di ketahui, karena satgas memberikan laporan setiap habis melakukan pendinginan, saat ini tim di sana masih melakukan pemetaan," katanya.

Sementara itu, pantauan titik api di Makorem hingga pukul 14.00 diinfokan tidak terpantau hotspot di wilayah Jambi, karena personel sedang melakukan pendinginan. Prediksi dari BMKG dalam kurun bulan Agustus ini tidak akan turun hujan, untuk menekan tidak ada titik api baru yang muncul.

Dansatgas Karhutla sekaligus Danren 042 Garuda Putih telah menyurati Gubernur Jambi agar bisa dilakukan simulasi perubahan cuaca agar dalam waktu dekat bisa turun hujan. Saat ini dua helikopter untuk melakukan water boombing terus berjalan agar proses pendinginan di lahan gambut.

Mengingat hujan masih belum akan membasahi Provinsi Jambi dalam waktu dekat, Satgas Karhutla bersama masyarakat akan kembali menggelar Shalat Istiqa untuk meminta hujan. Shalat tersebut akan dilaksanakan di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement