REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Sejumlah warga Kabupaten Semarang mengeluhkan kondisi Monumen Palagan Ambarawa (MPA) yang kian memprihatinkan akibat ulah sebagian pengunjung yang tidak bertanggungjawab. Bahkan monumen bersejarah yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini semakin tidak nyaman bagi pengunjung usia anak-anak.
Setidaknya ini diungkapkan oleh Nugraha (38), warga Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur. Dia mengaku prihatin dengan ulah pengunjung yang mengabaikan norma dan kepantasan. "Kami melihat sendiri, saat sepi pengunjung --khususnya pada hari biasa-- Monumen Palagan Ambarawa justru menjadi tempat mesum bagi pasangan muda-mudi," ungkapnya, Selasa (13/8).
Beberapa pasangan di antaranya, kata dia, bahkan berani melakukan perbuatan tidak senonoh di sudut-sudut taman yang ada di dalam lokasi monumen perjuangan bagi rakyat Ambarawa tersebut. "Mereka sama sekali tidak punya malu, bahwa apa yang mereka lakukan tersebut di tempat umum dan juga tempat edukasi yang tak jarang juga dikunjungi anak-anak usia sekolah," tegasnya.
Nugraha menambahkan, atas apa yang dilihatnya tersebut, sudah berupaya memberi informasi kepada petugas loket yang ada di gerbang utama Monumen Palagan Ambarawa. Karena petugas yang ada di kompleks monumen Palagan Ambarawa ini hanya ada di bagian loket dan sekitar Museum Isdiman saja. "Namun upaya tersebut tidak direspons oleh petugas yang bersangkutan," tegasnya.
Keprihatinan yang sama juga diungkapkan oleh Teguh (27), warga Ambarawa. Menurutnya, selama ini pengawasan petugas di lokasi monumen Palagan Ambarawa memang terlalu longgar.
Kecuali pada saat hari libur, selama ini pengawasan pengunjung di kompleks monumen tersebut memang sangat kurang, hingga pengunjung pada hari biasa sangat leluasa melakukan apa saja saat berada di dalam lingkungan monumen tersebut. Kalau kemudian muncul keluhan monumen Palagan Ambarawa tidak nyaman lagi karena ulah pengunjung yang berbuat mesum, dia menilai hal itu wajar. "Bahkan ini sudah berlangsung lama," katanya.
Ia pun mengimbau pihak terkait membereskan persoalan keluhan warga tersebut. "Jangan sampai monumen yang memiliki makna dan nilai sejarah tersebut dikotori oleh ulah pengunjung yang tak bertanggungjawab," kata Teguh.