Senin 12 Aug 2019 17:26 WIB

Menteri LHK: Karhutla di Riau Masih Mengkhawatirkan

Jumlah titik panas di Riau tercatat ada 38 titik

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di atas jembatan Siak IV yang diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat.
Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor melintas di atas jembatan Siak IV yang diselimuti kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Pekanbaru, Riau, Selasa (6/8/2019). Kota Pekanbaru sudah sepekan diselimuti kabut asap dampak Karhutla, kondisi ini membuat Pemerintah Kota Pekanbaru menetapkan siaga darurat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengakui kondisi terkini kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau masih mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang ditangkap satelit, jumlah titik panas di Riau tercatat ada 38 titik, dengan kabupaten terparah adalah Rokan Hilir. Meski begitu, ujar Siti, angka ini masih lebih sedikit dibanding jumlah titik panas yang tercatat pada Kamis (9/8) - Jumat (10/8) lalu.

"Masih standar ya, artinya mula-mula saya malah khawatirkan Kalimantan Barat. Tapi hari ini sudah jauh membaik. Riau tidak sedahsyat Kamis-Jumat lalu, meski tetap mengkhawatirkan," ujar Siti usai menghadiri rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Senin (12/8).

Siti sendiri dijadwalkan bertolak ke Pekanbaru, Riau pada Senin (12/8) sore ini untuk memantau langsung penanganan asap di sana. Bersama Siti, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Panglima TNI Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ikut terbang ke Riau untuk meninjau pengendalian karhutla.

Selain Riau, Siti juga menegaskan tetap memantau kondisi karhutla di Pulau Kalimantan khususnya di Kalimantan Barat. Ia bahkan mengaku akan mengecek tindak lanjut dari kebijakan Pemda di Kalbar untuk meliburkan siswa sekolah akibat memburuknya asap dari karhutla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement