Senin 12 Aug 2019 15:30 WIB

Anak Sopir Mobil Pengangkut Barang Lulus Jadi Polisi

Herman sedang mengikuti pendidikan dan pembentukan (Diktuk) Bintara Polri TA 2019.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Dwi Murdaningsih
Herman Antoni (20) anak buruh tani dan sopir mobil pengangkut barang yang berhasil diterima menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Senin (12/8).
Foto: Dok Humas Polda Banten
Herman Antoni (20) anak buruh tani dan sopir mobil pengangkut barang yang berhasil diterima menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Senin (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG--Bangga bercampur haru terlihat dari pasangan suami istri Edy (42) dan Karlin (38). Dia menceritakan keberhasilan anak sulungnya, Herman Antoni (20) berhasil diterima menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

Ibu Herman Antoni, Karlin, bercerita bahwa menjadi anggota polri sudah lama menjadi impian anaknya. Dirinya dan suaminya mengaku tidak melarang impian anaknya itu, meski keduanya memiliki keterbatasan ekonomi.

Baca Juga

Dikisahkannya, ayah Herman tidak memiliki pekerjaan tetap. Sang ayah hanya mengandalkan keahliannya menjadi sopir mobil pengangkut barang atau mobil pick-up. Penghasilannya menurutnya tidak menentu dan bergantung dari permintaan orang  untuk mengangkut barang.

photo
Herman Antoni (20) anak buruh tani dan sopir mobil pengangkut barang yang berhasil diterima menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Senin (12/8).

Sementara Karlin hanya bekerja sebagai buruh tani yang juga secara penghasilan terbilang tidak memiliki penghasilan tetap. "Herman ingin menjadi polisi sudah dari waktu SMP, padahal Bapak (Edy)  dan saya enggak punya penghasilan tetap," katanya, Senin (12/8).

Lalu pada beberapa bulan kemarin, Herman kembali menuturkan keinginannya menjadi anggota Polri dengan meminta izin ikut seleksi yang akan dibuka. Awalnya Herman mengaku kepadanya hanya sekedar mencoba-coba. Dia dan suaminya juga tidak berharap banyak anaknya bisa lolos.

 "Waktu bilang mau ikut seleksi, anaknya juga jarang pulang. Jadi meminta izin lewat telepon, awalnya cuma coba-coba," terang Karlin.

Akan tetapi nasib berkata lain, impian anaknya malah benar-benar terwujud dan Herman dinyatakan lolos menjadi Anggota Polri. Saat ini bahkan Herman sedang mengikuti pendidikan dan pembentukan (Diktuk) Bintara Polri TA 2019 angkatan XLIV yang dilaksanakan di SPN Mandalawangi Polda Banten, Pandeglang. 

Kepada Herman, Karlin menitipkan untuk terus semangat, tidak berhenti belajar dan terus berdoa. "Jangan patah semangat. Terus berjuang dan terus bedoa," katanya.

Sementara itu, Herman Antoni menuturkan, keinginnannya menjadi Anggota Polri adalah agar bisa mengabdi kepada bangsa dan negara dan tekadnya yang ingin membuat orang tuanya bangga.

"Saya merasa terharu, seneng, gembira, sedih saat saya tahu saya diterima," ucap remaja yang lahir di Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara , Jawa tengah.

Selama mengikuti seleksi, banyak tahapan yang dilalui. Semua tahapan itu dilaluinya dengan penuh semangat dan doa. Tak jarang iapun harus belajar sampai pagi demi memperjuangkan keingannya.

"Pagi saya latihan lari. Alhamdulillah semua proses seleksi berjalan adil. Tidak ada hal yang ganjal. Saya lolos tanpa mengeluarkan uang sepeserpun. Hanya biaya transportasi dan foto copy," ujarnya.

Dirinya berpesan bagi siapapun yang ingin menjadi Anggota Polri, ia mengajak untuk belajar semaksimal mungkin. Jangan percaya jika ada orang yang mengiming-imingi untuk membantu lolos tes dengan meminta sejumlah uang.

"Modalnya usaha dan berdoa," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement