REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Imran Agus Nurali mengatakan pelayanan kesehatan tetap berjalan. Bahkan, kewaspadaan di sejumlah wilayah terdampak asap kebakaran hutan dan lahan ditingkatkan.
Imran mengatakan petugas kesehatan tetap memberikan pelayanan secara normal di tengah dampak karhutla dengan peningkatan antisipasi pencegahan efek langsung dari asap kebakaran. "Dari sisi pelayanan kesehatan kita tetap siap, tentunya juga menggunakan masker yang aman untuk petugas. Kemudian dalam melakukan pelayanan tetap berjalan walau dengan beberapa kriteria," kata Imran di Jakarta, Senin (12/8).
Dia menjelaskan petugas kesehatan akan meminimalkan berbagai bentuk kegiatan yang berada di luar ruangan untuk meminimalkan paparan asap karhutla. Secara umum, Imran mengatakan dampak langsung yang paling sering dialami oleh masyarakat terdampak asap karhutla adalah iritasi pada mata dan saluran pernapasan atas.
Masyarakat yang terpapar asap akibat kebakaran hutan akan mengalami perih pada mata karena iritasi dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). "Kemudian yang punya riwayat asma, khsususnya untuk lansia bisa terpicu asmanya," kata dia.
Imran memberikan penekanan khusus pada kelompok masyarakat rentan seperti ibu hamil, balita, dan lansia yang bisa lebih mudah terdampak asap karhutla. Dia menyarankan agar kelompok masyarakat rentan tersebut menghindari paparan asap dengan tidak keluar rumah.
Kemenkes juga berharap pemerintah daerah bisa menyiapkan masker untuk masyarakatnya dalam upaya meminimalkan dampak asap karhutla. Kementerian Kesehatan siap memasok logisitik berupa masker apabila pemerintah daerah memerlukan.
"Mungkin juga nanti diperlukan penjernihan udara dalam ruang, tugas Kemenkes juga memang terkait kualitas udara di dalam ruang," kata dia.