Senin 12 Aug 2019 13:17 WIB

Palangkaraya Liburkan Sekolah untuk Hindari Kabut Asap

Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya pada Senin (12/8) meliburkan kegiatan sekolah

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Umat Islam melaksanakan Salat Idul Adha di tepian Sungai Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (11/8). Umat Muslim di Pontianak melaksanakan salat Idul Adha dalam kondisi diselimuti kabut asap pekat yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan.
Foto: Jessica Helena Wuysang
Umat Islam melaksanakan Salat Idul Adha di tepian Sungai Kapuas di Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (11/8). Umat Muslim di Pontianak melaksanakan salat Idul Adha dalam kondisi diselimuti kabut asap pekat yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA -- Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya pada Senin (12/8) meliburkan kegiatan sekolah. Langkah ini merupakan upaya mencegah dampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan terhadap kesehatan murid.

"Sementara sekolah hari ini diliburkan. Bagi mereka yang terlanjur berangkat dapat kembali belajar mandiri di rumah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya Sahdin Hasan, Senin (12/8).

Baca Juga

Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya bersama instansi terkait lainnya terus memantau dampak asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Mereka menerapkan kebijakan yang menurut hasil kajian diperlukan untuk mengantisipasi dampak kabut asap.

"Jika nanti udara diketahui tidak sehat apalagi membahayakan siswa, maka dimungkinkan sekolah akan kami liburkan," kata Sahdin.

Papan monitor Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Palangkaraya pada Senin pukul 07.40 WIB menunjukkan nilai ISPU dengan parameter PM10. Partikel di udara yang berukuran kurang dari 10 mikron sempat ada pada angka 650 atau sangat berbahaya.

Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, pada Senin pagi konsentrasi PM10 di Kota Palangkaraya sempat mencapai 148,10 µgram/m3. Angka ini mendekati batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien sebesar 150 µgram/m3.

Ferry Santoso mengaku khawatir kabut asap yang dalam beberapa hari terakhir menyelimuti Kota Palangkaraya bisa mengganggu kesehatan anaknya. "Kalau saya punya pendapat demikian, saat ini sekolah agar diliburkan dahulu sampai bisa dipastikan kondisi udara tak lagi membahayakan kesehatan. Kalau siswa SMP sudah bisa disuruh memakai masker, tapi yang SD ini masih susah dan ini yang menjadikan kita was-was," kata ayah dari dua anak itu.

Dia berharap pemerintah kota melakukan tindakan konkret untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang memunculkan kabut asap di Kota Palangka Raya. "Saya juga minta pemerintah dan pihak terkait tegas menindak tegas pelaku pembakaran. Selain itu juga menyiapkan kebijakan yang jelas untuk penanggulangan karhutla dan kabut asap. Jangan tunggu kejadian baru bertindak," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement