Senin 12 Aug 2019 10:12 WIB

Pengeboman Air di Gunung Ciremai Kembali Dilanjutkan

Masih terdapat dua titik api di sebelah atas Blok Sanghiyang Ropoh.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Sebuah helikopter dari BNPB lepas landas dari lapangan milik warga untuk melakukan water bombing di lereng Gunung Ciremai di Kuningan, Jawa Barat, Jumat (9/8/2019).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sebuah helikopter dari BNPB lepas landas dari lapangan milik warga untuk melakukan water bombing di lereng Gunung Ciremai di Kuningan, Jawa Barat, Jumat (9/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Upaya pemadaman air dengan Heli Water Boombing Bell 412SP kembali dilanjutkan, Senin (12/8). Meski demikian, pemadaman secara manual masih terus dilakukan.

 

Baca Juga

"Cuaca di posko Palutungan cerah berawan. Heli Water Boombing Bell 412SP mulai beroperasi pukul 07.00 WIB," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, Senin (12/8).

 

Pada Ahad (11/8), penggunaan heli berkapasitas 1.000 liter itu tak bisa dioperasikan untuk memadamkan api yang membakar hutan Gunung Ciremai. Hal itu akibat terkendala cuaca yang berkabut.

 

Agus menyebutkan, hingga Senin (12/8) pukul 08.00 WIB, masih terdapat dua titik api di sebelah atas Blok Sanghiyang Ropoh. Tim lapangan Pos Taktis Sanghiyang Ropoh pun terus berupaya melakukan pemadaman secara manual.

 

Seperti diberitakan, kebakaran hutan pertama kali diketahui melanda Blok Gua Walet, pada ketinggian 2.950 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang berjarak sekitar 0,3 kilometer dari puncak Gunung Ciremai, Rabu (7/8) sekitar pukul 13.00 WIB. Hingga Ahad (11/8), lahan yang sudah terbakar seluas kurang lebih 371 hektare. "Lahan yang terbakar merupakan habitat Edelweis pada ketinggian 2.600 mdpl – 3.078 mdpl (meter di atas permukaan laut)," tandas Agus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement