REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tjilik Riwut Palangka Raya menyatakan jarak pandang di Kota Palangka Raya kembali memburuk karena kabut asap. Dengan jarak maksimal menyentuh 550 meter.
"Itu terjadi pada pukul 07.30 WIB. Jarak pandang kemudian membaik pada pukul 08.30 WIB dengan jarakpandang maksimal mencapai 2.000 meter," kata prakirawan BMKG Tjilik Riwut Palangka Raya, Renianata, Ahad (11/8).
Melalui sambungan telepon, dia menambahkan jarak pandang di wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah itu kemudian terus membaik hingga mencapai 6.000 meter pada pukul 14.00 WIB. "Namun biasanya kabut asap akan kembali menebal pada sore hari. Hal ini karena pada sore dan pagi hari kelembaban udara bertambah," katanya.
Akibatnya, lanjut dia, kebakaran hutan dan lahan akan semakin banyak menghasilkan kabut asap. Udara yang lembab juga menyebabkan penguapan berkurang. Dia pun menambahkan, perubahan jarak pandang akibat kabut asap dimungkinkan terus terjadi karena adanya pengaruh perubahan arah dan kecepatan angin.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, kebakaran di lahan kosong masih marak terjadi di Palangka Raya. Bahkan di beberapa titik, kebakaran lahan mulai mendekati pemukiman warga.
Tak hanya itu, dampak kebakaran hutan dan lahan mulai dirasakan masyarakat seperti bau kabut asap menyengat yang membuat nafas sesak dan mata pedih. BPBD bersama instansi terkait, termasuk Barisan Pemadam Kebakaran Swakarsa terus berjibaku berupaya memadamkan kebakaran di lahan gambut itu. Helikopter water bombing pun terpantau hilir mudik melakukan pemadaman dari udara.