REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kebakaran lahan akibat pembakaran lahan terjadi di Cimanggah, Kelurahan/Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Ahad (11/8) siang. Beruntung, kobaran api berhasil dipadamkan petugas pemadam kebakaran (damkar) yang datang ke lokasi kejadian.
Sebelumnya, peristiwa kebakaran melanda lahan kosong seluas 150 meter persegi di Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Rabu (7/8) sore. Kebakaran terjadi diduga akibat puntung rokok yang dibuang warga secara sembarangan.
"Laporan kejadian kebakaran lahan dari warga Komplek Prana," ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami.
Awalnya, pemilik lahan mengaku sengaja membakar daun dan pohon kering untuk petluasan wilayah lahan miliknya yang terdapat di samping pemakaman pribadi warga. Luas area yang terbakar, kata Zulkarnain, seluas 50 meter persegi. Dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa. Upaya pemadaman kebakaran dengan melibatkan dua dua mobil pemadam kebakaran dan 1 unit mobil rescue BPBD.
Zulkarnain mengatakan, pada Agustus ini merupakan puncak kemarau dan bahan-bahan mudah terbakar bisa didorong angin sehingga berpotensi meluas. Sehingga, BPBD meminta warga tidak sembarangan membakar lahannya. "Diimbau kepada warga agar masa kekeringan ini tetap mewaspadai bahaya kebakaran," kata dia.
Zulkarnain meminta warga memastikan semua bahan yang mudah terbakar tetap harus terkendali dengan baik dan tidak lengah terhadap puntung rokok yang mudah menyulut api. Selain itu, lanjut dia, kebakaran meluas karena ditambah angin yang menyebabkan merembet ke daerah sekitarnya. Ia berharap warga segera melaporkan ke pihak BPBD bila mendapatkan kebakaran di wilayahnya agar bisa ditanggapi dengan cepat.
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menambahkan, pada musim kemarau ini potensi kebakaran memang harus diwaspadai. "Warga harus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana kekeringan termasuk potensi kebakaran," ujar dia.
Apalagi, lanjut Fahmi, diperkirakan puncak musim kemarau terjadi pada Agustus ini. Sehingga, masyarakat dan aparat kewilayahan serta BPBD harus siaga menghadapi bencana kekeringan baik kesulitan air bersih maupun kebakaran.