Senin 12 Aug 2019 02:00 WIB

Sebagian Besar Taman Kota Bandung Butuh Perbaikan

Taman-taman Kota Bandung mengalami beragam kerusakan.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Nur Aini
Suasana Taman Kota Babakan Siliwangi, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (6/6).
Foto: Republika/Hartifiany Praisra
Suasana Taman Kota Babakan Siliwangi, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (6/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) menyebut taman di Kota Bandung membutuhkan perbaikan. Bahkan, jumlah taman kota yang membutuhkan perbaikan mencapai 60 persen.

Kepala Bidang Pertamanan DPKP3 Kota Bandung Iwan Sugiono mengatakan saat ini ada 29 taman tematik dan 204 taman RW di Kota Bandung. Sebagian besar dari taman-taman tersebut membutuhkan perbaikan. 

Baca Juga

"Sekitar 60 persen harus ada perehaban taman saat ini," kata Iwan di Taman Sejarah Kota Bandung, Kamis (8/8).

Menurut Iwan beragam kerusakan terjadi di taman-taman Kota Bandung. Hal itu mulai dari tanaman yang kering hingga kerusakan fasilitas akibat ulah tangan-tangan jahil dari warga yang tidak bertanggungjawab.

Ia mencontohkan seperti di Taman Alun-Alun Kota Bandung banyak kerusakan di fasilitas area bermain anak. Kerusakan sarana prasarana tersebut akibat digunakan oleh orang dewasa yang tidak sesuai dengan kapasitas fasilitas yang disediakan.

"Taman RW juga sudah ada yang harus kita rehab kembali. Ruang publik memang seperti itu (mudah rusak) karena memang ruang publik ada pengguna manfaat," ujarnya.

Ia menyebutkan tahun ini memang pihaknya kekurangan anggaran untuk pemeliharaan taman. Pasalnya tahun ini ada efisiensi anggaran akibat APBD yang defisit. Sehingga beberapa program harus dipangkas. Pada 2019, anggaran pemeliharaan taman sebesar menganggarkan sebesar Rp 14 miliar. Namun, jumlah tersebut berkurang dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah Rp 19 miliar.

“Pengurangan anggaran tersebut berdampak terhadap pemeliharaan taman. Karena ada jumlah SDM petugas kebersihan yang berkurang,” ujarnya.

Ia mengaku banyaknya taman memang menjadi salah satu kendala pengawasan. Apalagi dengan keterbatasan pegawai untuk mengecek rutin jika ada kerusakan. Oleh karenanya, ia meminta masyarakat berperan aktif untuk melaporkan jika ada kerusakan terutama untuk taman di kewilayahan.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung, Firman Nugraha menyampaikan taman yang ada di kewilayahan, saat ini belum sepenuhnya dimiliki semua RW. Sehingga pemeliharaan belum menjadi kesadaran bersama.

"Pemeliharaan dilakukan bersama tim gober yang ada di setiap kecamatan. Akan tetapi, kendalanya berhubungan dengan anggaran dan menumbuhkan kesadaran," ujarnya.

Menurut Firman, pada dasarnya taman lingkungan ini diperuntukan untuk masyarakat. Dengan jumlahnya yang besar diharapkan masyarakat memiliki pemikiran bawah taman itu milik kita dan untuk kita. 

Kepala Bagian Pemerintahan Kota, Pagat Risjanuar menyampaikan, ruang publik yang berada di kewilayahan perlu sinergi antara kelurahan, kecamatan dan DPKP3. Dengan sinergi tersebut maka pemeliharaan bisa lebih maksimal untuk meminimalisasi cepat rusaknya fasilitas pubik.

"Sama-sama mencintai Kota Bandung dengan sengala yang telah dibangun oleh pemerintah. Ikut memelihara dengan buang sampah pada tempatnya dan mendukung program Kang Pisman," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement