Ahad 11 Aug 2019 08:55 WIB

PISK PUPR Kunjungi Proyek Kereta Api Cepat Jakarta–Bandung

Tujuannya, melihat secara langsung pelaksanaan suatu proyek besar dan cukup kompleks.

Rep: ayo bandung/ Red: ayo bandung
PISK PUPR Kunjungi Proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung
PISK PUPR Kunjungi Proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung

PURWAKARTA, AYOBANDUNG.COM-- Sebanyak 24 Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) Balai Ujicoba Sistem Diklat Jalan, Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (BPSDM PUPR) melakukan kunjungan ke proyek pembangunan kereta cepat Jakarta–Bandung di Purwakarta, Jumat (9/8).

Kunjungan lapangan (non-classical) tersebut merupakan bagian dari pelatihan bagi PISK di bidang jalan dan jembatan yang pelaksanaannya sudah dimulai sejak 29 Juli 2019, bertempat di Balai Diklat BPSDM, Kementerian PUPR Wilayah IV Bandung.

Course Director Pelatihan PISK Bidang jalan dan Jembatan, Wijaya Seta, dalam keterangannya kepada Datin BPSDM PUPR, menjelaskan maksud kunjungan ke proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut untuk melihat secara langsung pelaksanaan suatu proyek besar dan cukup kompleks.

Juga, agar bisa dipelajari para PISK peserta pelatihan, sehingga bisa mereka terapkan pada proyek-proyek akan mereka tangani nantinya, terutama mengenai manajemen, organisasi, pola kerja, dan kerja samanya.

Soal pemilihan proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sebagai obyek kunjungan, selain karena besarnya proyek, Wijaya juga ingin para PISK mempelajari pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang dikerjakan orang lain, bukan proyek Bina Marga sebagaimana yang biasa mereka tangani.

Sebagai contoh, dalam hal pembangunan terowongan, ada perbedaan konstruksi antara terowongan Jalan Tol Cikampek-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan terowongan Walini pada Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung. 

"Terowongan pada prinsipnya sama. Kita tidak melihat track keretanya, tapi kita lihat struktur konstruksi dan bagaimana pelaksanaannya. Lebih kompleks lagi, adalah organisasinya, bagaimana disiplinnya, dan itu yang kita bisa belajar," ujar Wijaya.

Ia mengakui oleh karena terbatasnya waktu, maka kunjungan lapangan yang dilakukannya masih terbatas melihat secara garis besar, termasuk melihat cara kerja dan kekompakan antara pekerja asing dan lokal, meskipun ada keterbatasan bahasa. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement