Sabtu 10 Aug 2019 14:00 WIB

Andre Ungkap Prabowo Pernah Ditawari Kursi Wapres pada 2018

Andre menilai jabatan posisi menteri sudah dari dulu ditawarkan ke Gerindra.

(kanan ke kiri) Anggota badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade, Ketua Fraksi Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding, Peneliti Formappi Lucius Karus dalam diskusi Alinea Forum di Bumbu Desa, CIkini, Jakarta, Rabu (7/8).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
(kanan ke kiri) Anggota badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade, Ketua Fraksi Partai Golkar Agun Gunandjar Sudarsa, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding, Peneliti Formappi Lucius Karus dalam diskusi Alinea Forum di Bumbu Desa, CIkini, Jakarta, Rabu (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade mengungkapkan, sudah dari dulu Gerindra selalu mendapat tawaran jabatan menteri, baik saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo. Pernyataan itu disampaikan menyikapi spekulasi Gerindra yang mulai merapat ke pemerintah.

"Orang kadang-kadang berpikir ini (pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati) karena Gerindra dapat iming-iming jabatan, dapat iming-iming kursi menteri," kata saat diskusi Perspektif Indonesia bertema "Membaca Arah Tusukan Pidato Mega" yang diselenggarakan Populi Center dan Smart FM Network, Sabtu (10/8).

Baca Juga

Padahal, menurut Andre, tawaran jabatan menteri sudah sejak dulu selalu diberikan kepada Prabowo dan Gerindra oleh presiden terpilih.  Tetapi Gerindra tetap memilih berada di oposisi. "Saya ingin jelaskan pada 2009-2014, saat Mega-Pro (Megawati-Prabowo) kalah, Pak SBY menawarkan jabatan menteri kepada Pak Prabowo, tetapi Pak Prabowo enggak menerima," ucapnya.

Demikian pula, kata Andre, ketika Prabowo kalah dari Jokowi pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014. Gerindra juga ditawari jabatan menteri untuk pemerintahan periode 2014-2019, namun tidak juga diterima.

"Pada 2018, itu jatah pertama calon wakil presiden ditawarkan kepada Pak Prabowo. Kalau saja Pak Prabowo mau saja jadi wapres, enggak pakai modal, asal maju, menang," ujar anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra itu.

Artinya, kata dia, terlalu rendah jika ada orang yang menganggap pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Mega semata-mata karena Gerindra dapat iming-iming jabatan menteri.

Andre menegaskan, pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Mega, termasuk kehadiran di Kongres V PDI Perjuangan adalah untuk menunjukkan komitmen kebangsaan karena kompetisi Pilpres sudah selesai.

"Untuk Indonesia agar guyub kembali Ini soal jiwa kenegarawan, patriotisme. Kalau kompetisi sudah selesai, sudah ada keputusan MK, mari bersama bangun bangsa, baik.di dalam maupun luar pemerintahan," ucapnya.

Jangan kemudian, kata Andre, kehangatan hubungan itu disalahartikan bahwa Gerindra sudah pasti masuk ke dalam kabinet atau pemerintahan.

Usai Pilpres 2019, Prabowo mengawali pertemuannya dengan Jokowi di MRT, Sabtu (13/7), kemudian Prabowo juga bertemu dengan Megawati, Rabu (24/7), di kediaman putri Bung Karno itu.

Setelah itu, Prabowo kembali memenuhi undangan Megawati untuk menghadiri pembukaan Kongres V PDIP yang saat ini masih berlangsung di Bali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement