Jumat 09 Aug 2019 15:23 WIB

Pembagian Daging Kurban di Yogya Disarankan Pakai Bambu

Penggunaan wadah bambu untuk pembagian daging kurban guna kurangi plastik.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Nur Aini
Besek bambu menjadi media untuk mengemas daging kurban yang ramah lingkungan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Sosial Madani (DSM) Bali.
Foto: DSM bali
Besek bambu menjadi media untuk mengemas daging kurban yang ramah lingkungan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Sosial Madani (DSM) Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Asisten Pemberdayaan Sumber Daya Masyarakat, Pemda DIY, Arofah Nur Indriani meminta agar pembagian daging kurban tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai. Namun, dapat diganti dengan yang lain seperti wadah bambu.

Hal itu, kata Arofah, guna mengurangi penggunaan sampah plastik. Selain itu, wadah bambu dapat digunakan berkali-kali dan sesuai dengan kearifan lokal DIY.

Baca Juga

"Untuk pembagian daging, kami harap masyarakat tidak menggunakan kantong plastik untuk meminimalisasi sampah. Kita gunakan kearifan lokal seperti menggunakan wadah bambu dan sebagainya," kata Arofah di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (9/8).

Ia mengatakan, tata manajemen penyembelihan dan pengelolaan daging kurban harus diserahkan kepada dinas terkait yakni Dinas Peternakan. Bahkan, dalam penanganan hewan kurban pun harus dilakukan oleh ahli yang sudah bersertifikat.

"Sehingga daging yang sampai kepada masyarakat benar-benar aman dan layak konsumsi," ujarnya.

Ia juga mengimbau agar masyarakat menangani daging kurban dengan tepat. Hal itu guna mengantisipasi adanya fasciola atau cacing yang bersarang di hati sapi. 

"Apabila sapi yang disembelih terdapat fasciola, maka hendaknya organ hati dan empedu yang terinfeksi dimusnahkan. Organ lain selain hati dan empedu tetap aman untuk dikonsumsi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement