REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA – Ratusan hektare hutan dan lahan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) habis dilahap jago merah dalam kebakaran yang terjadi sejak Rabu (7/8). Upaya pemadaman secara manual dinilai sudah tidak efektif dilakukan.
"Hingga Jumat pukul 09.00 WIB, area yang terdampak sudah sekitar 328 hektare," ujar Kasi Kedaruratan BPBD Majalengka, Rezza Permana, Jumat (9/8).
Rezza menjelaskan untuk perencanaan penanganan kebakaran pada hari ini, dari jalur Apuy membuat sekat bakar dari Sangiang Rangka sampai lembah Cilongkrang. Selain itu, dari jalur Sadarehe, pembuatan sekat bakar dilakukan dari Pangsujudan sampai Lembah Cilongkrang.
Pembuatan sekat bakar juga dilakukan dari jalur Palutungan mulai dari Samgiang Rangkah sampai Sangiang Ropoh. Sedangkan dari jalur Linggarjati, pembuatan sekat bakar dari Pangasinan sampai Sangiang Ropoh. "Untuk pemadaman manual sudah tidak efektif, ada jurang Cilongkrang dan jurang Ciwaringin yang sulit dilalui," kata Rezza.
Untuk itu, pemadaman api rencananya akan menggunakan heli water bombing. Berdasarkan konfirmasi BNPB pukul 07.00 WIB, heli sudah siaga di Bandara Penggung, Cirebon.
Seperti diberitakan, kebakaran hutan melanda Blok Gua Walet pada ketinggian 2.950 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berjarak sekitar 0,3 kilometer dari puncak Gunung Ciremai. Berdasarkan informasi dari BTNGC, vegetasi yang telah terbakar di antaranya Edelweis (Anaphalis javanica), Cantigi (Vaccinium varingifolium), Pelending (Leguminosae), tumbuhan perdu, dan semak belukar.
Sampai sekarang belum ditemukan satwa liar yang terdampak kebakaran hutan tersebut. Dengan adanya kebakaran itu, Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) pun telah mengeluarkan Pengumuman Nomor : PG.18/T.33/TU/KSA/8/2019 tentang Penutupan Jalur Pendakian Taman Nasional Gunung Ciremai di semua jalur pendakian. Yakni, jalur Apuy (Majalengka), Palutungan (Kuningan), Linggajati (Kuningan) dan Linggasana (Kuningan).