REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG- Sebagian warga di Kampung Gumuruh RT 06 RW 04, Desa Nagrak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung sejak dua bulan terakhir kesulitan memperoleh air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan minum dan memasak, warga terpaksa membeli air galon.
Salah seorang warga, Uwas Waslidin (38) mengungkapkan pada musim hujan warga memanfaatkan sumur-sumur yang berada di rumah mereka. Kondisinya katanya sumur dipenuhi air. Namun, saat ini sumur warga relatif menyusut meski sebagian kecil masih bisa digunakan untuk mencuci dan mandi.
"Tiap kemarau kondisinya seperti ini. Paling sampai pukul 06.00 pagi, air sumur bisa disedot pakai mesin pompa. Setelah itu kering," ujarnya saat ditemui di Kampung Gumuruh, Cangkuang, Jumat (9/8).
Dirinya mengungkapkan, sebagian warga akhirnya menggunakan air di saluran Irigasi Hantap yang berada di belakang rumah mereka. Menurutnya, air di saluran tersebut berasal dari Situ Cileunca, Pangalengan.
"Kondisi kemarau sekarang tidak terlalu parah. Untuk masak dan minum dari air galon. Untuk mandi pakai air dari irigasi. Sekarang air bersih relatif kurang," katanya.
Uwas mengatakan tiap hari membeli air isi ulang sebanyak 3 kali dan menghabiskan dana Rp 15 ribu. Menurutnya, kebanyakan sumur warga saat ini kering.
Salah seorang warga lainnya, Imas mengaku air yang berada di sumur yang menyusut kondisinya kotor. Sehingga sebagian memilih menggunakan air di irigasi Hantap yang berjarak kurang lebih 500 meter.
"Semuanya warga punya sumur tapi kering dan ada yang masih ada. Kondisinya bersih, layak dipakai mandi tapi untuk minum enggak," katanya.