Sabtu 10 Aug 2019 00:10 WIB

Siapa Bisa Jegal Man City?

City masih jadi favorit terkuat untuk menjadi juara musim ini.

Israr Itah
Foto: Dokpri
Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Israr Itah *

Kompetisi sepak bola yang paling ditunggu sejagat akan kembali akhir pekan ini. Liga Primer Inggris musim 2019/2010 mulai bergulir pada Sabtu (10/8) dini hari WIB. Runner-up musim lalu, Liverpool akan menjamu Norwich City di Anfield.

Harapan baru mengapung bagi masing-masing pendukung klub yang berlaga di kompetisi negeri Ratu Elizabeth. Tentunya, mereka ingin melihat tim kesayangannya berjaya atau minimal meraih prestasi lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Akankah kita menyaksikan persaingan sengit pada musim ini? Akankah muncul tim lain menggusur dominasi City dalam dua musim terakhir?

Jika pertanyaan ini diajukan kepada saya, jawaban pertama ya. Tiap tahun, Liga Inggris selalu menyajikan tontonan mendebarkan, minimal hingga Februari atau April, di mana sejumlah tim pesaing juara mulai bertumbangan satu per satu. Biasanya, tim-tim ini mendapatkan pukulan cedera pemain karena kompetisi yang padat atau kehilangan konsistensi karena para pemain pilar mulai kehabisan bahan bakar.

Sementara untuk pertanyaan kedua, saya menjawab tidak. Menurut saya, City masih jadi favorit terkuat untuk menjadi juara musim ini, sekaligus menyamai rekor rival sekota Manchester United yang juara selama tiga musim beruntun pada era Liga Primer. Alasannya, City masih menjadi tim dengan pemain paling lengkap di setiap lini, punya cadangan paling dalam, serta pelatih yang tak pernah puas meraih kemenangan dalam diri Pep Guardiola.

Musim panas ini, dari delapan pemain yang dijual atau dilepas bebas transfer, hanya Vincent Kompany yang benar-benar jadi tulang punggung City. Musim lalu, Kompany selalu menjadi pilihan utama Guardiola saat bugar. Masalahnya, Kompany kerap didera cedera hingga lebih sering duduk di tribun penonton. Dalam kondisi ini, John Stones tampil sebagai sosok tangguh di depan gawang City. Kepergian Kompany ke Anderlecht tak akan jadi masalah besar bagi City. 

The Citizens juga kehilangan Danilo yang biasa mengisi pos bek kanan. Namun sebagai gantinya, City mendapatkan Joao Cancelo dari Juventus yang punya kemampuan kurang lebih sama, namun berusia tiga tahun lebih muda. 

City membuat satu langkah penting dengan merekrut Rodri dari Atletico Madrid. Pemain berusia 23 tahun ini dipersiapkan menjadi pengganti Fernandinho yang mulai dimakan usia. Rodri piawai dalam merebut bola sebagai gelandang bertahan, namun di saat yang sama punya kemampuan mengalirkan bola dan membantu serangan, tipe pemain yang sangat disenangi dan cocok dengan filosofi Guardiola.

Musim lalu, Sergio Aguero, Raheem Sterling, dan Kevin De Bruyne menjadi sosok vital dalam konsistensi City sepanjang musim hingga finis sebagai juara dengan mengumpulkan 98 poin. Tapi saat ketiganya absen, Guardiola punya banyak pengganti yang punya kemampuan sepadan atau strategi alternatif yang jitu.

Awal musim ini akan lebih baik bagi City dibandingkan sebelumnya yang 'terganggu' Piala Dunia 2018. Para pemain City punya waktu istirahat cukup dan pramusim lebih lama. Hanya beberapa nama yang belakangan bergabung karena tampil di Copa America dan Piala Afrika.

Dalam kondisi ini, yang bisa menghambat laju City adalah kualifikasi Piala Eropa 2000 yang dimulai September. Para pemain City berpotensi cedera atau kelelahan sehabis membela negara masing-masing. Tapi dalam dua musim terakhir, Guardiola pun sudah membuktikan bisa mengatasi persoalan cedera dan jadwal padat.

Satu lagi adalah motivasi berlipat para pesaing untuk menumbangkan the Citizens. Tim-tim pesaing seperti Liverpool, Manchester United, Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Chelsea pastinya punya hasrat lebih untuk tidak kalah lagi tiap beradu kekuatan dengan City musim ini.

Liverpool masih menjadi pesaing terberat City. Akan tetapi, pekerjaan pelatih Juergen Klopp praktis lebih berat karena para pemain pilarnya baru berlaga di Copa America dan Piala Afrika. Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino bergabung belakangan pada pramusim. The Reds harus bisa nyetel sejak pekan pertama jika ingin memecah telur juara liga pada era Liga Primer. Masalahnya, Liverpool tak punya cadangan semewah City. Alhasil, kepiawaian Klopp mengotak-atik susunan pemain dan strategi serta memotivasi pemain kembali dibutuhkan lebih dari sebekumnya untuk bisa meraih hasil maksimal.

Tottenham Hotspur kini bisa bernafas lega karena stadion baru mereka sudah rampung. Manajemen pun sudah mulai mengucurkan uang untuk menambah kekuatan. Musim panas ini, Tanguy Ndombele didatangkan untuk memperkuat lini tengah. Selain tangguh dalam duel, Ndombele piawai membantu serangan. Sentuhan Maurico Pochettino yang membawa Tottenham finalis Liga Champions pada musim lalu kembali jadi harapan musim ini. Sebab tanpa kepiawaiannya, sulit membayangkan skuat yang dimiliki Tottenham bisa tampil sekompetitif musim lalu.

Arsenal yang musim lalu finis kelima dan hanya tertinggal satu poin dari Tottenham layak diwaspai para pesaingnya. Apalagi musim ini mereka kedatangan Nicolas Pepe, winger asal Lille yang diplot menggantikan peran Aaron Ramsey. Lini belakang yang musim lalu jadi masalah utama Arsenal, akan diperkuat oleh mantan bek Celtic, Kieran Tierney, serta bek veteran asal Chelsea, David Luiz. Kehilangan Laurent Koscielny yang dilepas ke Bordeaux tampaknya tak akan jadi masalah besar.

Manchester United juga diperkirakan bakal lebih kompetitif dibandingkan sebelumnya. Satu sosok penting yang direkrut MU adalah Harry Maguire. Pelatih Ole Gunnar Solskjaer percaya Maguire akan menjadi solusi lemahnya lini belakang MU mengadang serangan lawan musim lalu. Solskjaer masih percaya pada dua penyerang muda, yakni Marcus Rashford dan Anthony Martial. 

Solskjaer harus menempatkan Martial sebagai penyerang tengah, di mana ia mencetak 17 gol pada musim 2015/2016, setelah melepas Romelu Lukaku. Martial punya rasio gol lebih baik dibandingkan Rashford, yakni satu gol per 217 menit. Jika ingin menempatkan Rashford sebagai penyerang tengah, Solskjaer mesti menajamkan rasio gol penyerang timnas Inggris yang hanya satu gol per 248 menit.

Sementara, Chelsea kemungkinan akan keluar dari zona Liga Champions musim ini. Chelsea kehilangan bintangnya Eden Hazard yang dilepas ke Real Madrid. Chelsea juga tak bisa berbelanja pemain bintang sebagai pengganti.

Memang, Chelsea punya catatan apik sebagai tim ketiga yang paling sedikit kebobolan di liga pada musim lalu setelah Liverpool dan Manchester City. Akan tetapi, the Blues saat itu ditangani Maurizio Sarri yang telah hengkang ke Juventus. Kehadiran Frank Lampard yang minim pengalaman sebagai pelatih baru membuat fan Chelsea tak boleh berharap terlalu tinggi pada tim kesayangan mereka musim ini. 

Tim-tim ini akan bersaing ketat untuk menjadi juara Liga Primer Inggris musim 2019/2010, akan tetapi, City tetaplah penghuni pole position. Bagaimana, Anda punya pendapat berbeda?

Prediksi enam besar Liga Primer Inggris 2019/2020

1. Manchester City

2. Liverpool

3. Tottenham Hotspur

4. Manchester United

5. Arsenal

6. Chelsea 

*) Penulis adalah jurnalis Republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement