Kamis 08 Aug 2019 22:23 WIB

Haedar: Profesor Tua Bisa Berkontribusi untuk Dakwah

Muhammadiyah siap menampung para profesor yang sudah tua.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Ratna Puspita
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan Muhammadiyah siap menampung para profesor yang sudah tua. Ia mengatakan profesor tua masih bisa bermanfaat untuk kepentingan dakwah di Muhammadiyah.

"InsyaaAllah Muhammadiyah bisa menampung, untuk apa, untuk mengembangkan sumber daya insani di lingkungan masyarakat, jadi Muhammadiyah akan menjadi rumah untuk siapapun," saat ditemui wartawan seusai Upacara Pengukuhan Guru Besar Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Sofyan Anif di Auditorium UMS, Pabelan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (8/8). 

Baca Juga

Haedar melontarkan komentar tersebut sebagai tanggapan dari pernyataan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir mengenai anggapan bahwa profesor tua kurang manfaatnya bagi negara. Menurut Haedar, semua warga negara sama-sama dapat berkontribusi untuk pembangunan negara. 

Ia menyatakan profesor yang sudah tua tetap bisa berkontribusi untuk negara. "Saya tidak tahu penekanan dari Pak Menteri. Tapi poinnya begini, di Indonesia itu, yang tua yang muda yang berilmu yang kurang berilmu, awam maupun elite itu sama pentingnya untuk membangun Indonesia," jelasnya 

Hal itu sesuai dengan prinsip Bangsa Indonesia yang mengedepankan gotong royong, dan tidak membuat pemilahan masyarakat menjadi dikotomi. Karena itu, lanjutnya, yang paling penting siapapun dari kategori umur, jenis kelamin, kedaerahan, agama dan lain sebagainya, harus menuju kontribusi bangsa negara dengan prinsip kegotongroyongan. 

"Naif kita ngomong Pancasila. Naif kita ngomong Indonesia itu majemuk, jika para elite tidak menyadari bahwa Indonesia ini dibangun atas prinsip kebersamaan," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement