REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Auriga Hendrik Siregar menilai pemadaman listrik selama berjam-jam di sejumlah wilayah di Pulau Jawa pada Ahad (4/8) lalu sangat membahayakan keamanan negara. Apalagi Jakarta sebagai Ibu Kota juga ikut terdampak selama setengah hari lebih.
"Ngeri sekali, Jakarta padam setengah hari lebih. Itu dalam konteks keamanan negara sangat rawan sekali," kata Hendrik dalam diskusi publik bertajuk 'Gelapnya Tata Kelola Ketenagalistrikan Nasional' di Kantor YLBHI, Jakarta, Rabu (7/8).
Hendrik mengatakan, beruntung kejadian pemadaman listrik kemarin tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengganggu keamanan negara. "Bayangkan (kejadian) itu dimanfaatkan oleh teroris," ucap Hendrik.
Meski demikian, menurut Hendrik, pemadaman kemarin mengakibatkan sejumlah tempat dilanda kebakaran. "Tentu masih ada dampak lainnya yang tidak tersorot media," kata dia.
Hendrik menambahkan, jika pemadaman seperti itu terulang kembali, maka jalan satu-satunya adalah merombak jajaran petinggi PLN. "Ini harus jadi momentum perbaikan secara menyeluruh. Harus dievaluasi semuanya. Termasuk sumber daya manusianya," tegas Hendrik.