Rabu 07 Aug 2019 10:15 WIB

Beras Hitam Berpotensi Jadi Komoditas Unggulan Semarang

Beras hitam produksi Semarang sangat diminati perusahaan olahan makanan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Reiny Dwinanda
Beras hitam
Foto: organicsfs
Beras hitam

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Komoditas beras hitam (Oryza sativa L) cukup potensial untuk dikembangkan di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Komoditas ini bahkan juga berpeluang menjadi produk unggulan Semarang.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tri Karya Tani Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Kumaedi (49), mengungkapkan bahwa saat ini beras hitam sangat diminati beberapa perusahaan besar. Beras hitam menjadi bahan dasar makanan olahan.

"Tingginya permintaan produk beras hitam membuat gapoktan kami sering kewalahan untuk bisa memenuhi, karena produktivitas dari petani boleh dibilang masih sangat terbatas," ungkap Kumaedi, Rabu (7/8).

Menurut Kumaedi, gapoktan Tri Karya Tani yang membudidayakan tanaman padi jenis beras hitam unggul bermitra dengan perusahaan distributor berskala besar yang ada di Kota Surakarta sejak tahun 2007. Hingga tahun ke-12 kemitraan, kapasitas produksi beras hitam gapoktan Tri Karya Tani baru mencapai rata-rata tujuh ton per hektare dari luas lahan tanam yang mencapai 100 hektare.

Produktivitas tersebut, menurut Kumaedi, masih belum mampu memenuhi serluruh permintaan komoditas beras hitam dari distributor. Artinya, peluang budidaya beras hitam masih cukup terbuka.

Kumaedi mengungkapkan, budidaya beras hitam unggul itu dirintis gapoktan Tri Karya Tani sejak 21 satu tahun silam. Ia baru bermitra dengan distributor besar terhitung sejak tahun 2007.

Untuk bisa membantu memenuhi permintaan tersebut, gapoktan Tri Karya Tani membangun jaringan dengan gapoktan lain yang ada di Kecamatan Susukan. Dengan begitu, mereka masih bisa memenuhi permintaan beras hitam tiap bulannya.

Ia juga menyebut, keuntungan yang diperoleh para petani anggotanya bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan panen padi jenis konvensional (biasa). Itu karena pemuliaan benih juga dilakukan sendiri para petani.

Setiap panen, para petani memilih dan memilah bakal bibit untuk dikarantina. Setelah itu ada perlakuan khusus agar bisa menjadi bibit unggul yang bisa diberdayakan secara berkelanjutan oleh petani.

Guna memberikan nilai tambah dari budidaya beras hitam ini, selain menjual kepada distributor, Kumaedi dan kawan kawan juga berinovasi dengan membuat varian makanan dan minuman berbahan dasar beras hitam. Mereka memproduksi minuman saripati beras hitam yang dimodifikasi dan dicampur jahe atau kencur untuk varian minuman hangat serta kue brownies yang dibuat dari bahan beras hitam untuk olahan makanannya.

“Kandungan gizi beras hitam lebih tinggi dibandingkan beras biasa dan petani lebih leluasa untuk berinovasi mengolahnya menjadi makanan dan minuman," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement