REPUBLIKA.CO.ID,
Cccuuuukkkk...sing penting mlayu dhisik...
Kuat dilakoni... ra kuat yo ditinggal ngopi..!!
Samsung Surabaya Marathon 2019
Minggu 4 Agustus 2019…
Begitulah postingan yang diunggah mantan pejudo nasional Oentung P Setiono (55 tahun) di media sosialnya. Dan ini menjadi postingan terakhirnya sebelum Untung meninggal dunia.
Tidak diduga event lari 'Surabaya Marathon 2019' yang berlangsung Ahad (4/8), menjadi arena olah raga terakhirnya. Tiba-tiba Oentung terjatuh dan akhirnya berpulang ke Tuhannya.
Saat kejadian, Oentung sebenarnya masih sempat dilarikan ke RSUD dr Soetomo. Namun tetap saja Oentung yang mendapatkan nomor lari 5755 ini tetap tidak tertolong juga.
Oentung memang dikenal sebagai figur yang gemar dan mencintai olah raga. Semasa mudanya, ia adalah seorang atlet Judo nasional. Dia bahkansempat menjadi seorang pelatih Judo. Prestasinya juga sangat membanggakan. Ia pernah meraih medali emas di ajang Sea Games 1989.
Meski usianya tak lagi muda, Oentung tetap gemar berolah raga. Tentu tidak di olah raga Judo. Ia mulai menggemari olah raga lari. Sejumlah event olah raga lari marathon atau lari 10 K telah ikuti. Termasuk event Surabaya Marathon 2019.
Tidak terduga event ini menjadi event lari terakhir yang diikutinya. Saat tengah berlari di kawasan Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, dia sempat jatuh dan mengalami pingsan. Diduga Oentung menderita serangan jantung.
Jenasah Oentung pada hari itu juga langsung dibawa ke Solo, kota kelahirannya. Jenasah Oentung kemudian disemayamkan di rumah duka Thiong Ting, kawasan Jebres, Solo.
Head of Media Relations and Internal Communications PT Sinar Mas, Ahmad Soemawisastra, yang merupakan sahabat Untung mengatakan sahabatnya tersebut memulai karier sebagai pejudo, hingga memperkuat tim Porda Solo dan berlanjut membela tim Jawa Tengah ke ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Dia pun akhirnya dipanggil memperkuat timnas ke berbagai ajang internasional. Berkat bantingan dan teknik kunciannya, Oentung kerap mempersembahkan medali emas dari matras judo.
Oentung ikut menyumbangkan medali emas bagi kontingen Merah-Putih di pentas SEA Games pada tahun 1980 hingga 1990-an. Berkat prestasinya itu, Untung kemudian dipanggil membela tim nasional untuk tampil ke Asian Games 1990 di Beijing. Dia berlaga di antaranya bersama pejudo Ceto Cosadek dan Pujawati Utama.
“Meninggalnya OentungPutro Setiono tentu merupakan kehilangan besar bagi kami. Sebagai karyawan Sinar Mas, dia adalah sosok yang baik dan sangat peduli dengan orang lain. Dia juga ringan tangan untuk membantu orang lain. Oentung juga karyawan yang baik dan layak menjadi teladan bagi karyawan lain,” kata Soema.