REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian menjanjikan akan melakukan investigasi terkait padam listrik total secara mendadak di sejumlah kota di Jawa dan Jakarta, sejak Ahad (4/8). Mabes Polri mencurigai ada aspek kesengajaan penyebab listrik yang padam mendadak itu.
Karo Penmas Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, kejadian serupa pernah terjadi pada 2012 lalu. “Kita punya case (kasus serupa) 2012, sama kejadiannya, blackout (listrik padam tanpa sebab) juga. Dan waktu itu berhasil kita ungkap,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan (Jaksel), Senin (5/8).
Menengok peristiwa serupa tujuh tahun lalu, Dedi menerangkan, Polri menemukan adanya unsur kesengajaan pemadaman listrik yang berujung pada penyelidikan di kepolisian. Saat ini, kata dia, tim dari Badan Resesre Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri sedang melakukan koordinasi dengan PT PLN (Persero) guna memastikan faktor penyebab mendadak matinya listrik kemarin.
“Tim harus mendalami, apakah ini gangguan teknis, human error (kesalahan manusia), alam, atau ada gangguan lain,” kata Dedi.
Dari pendalaman pencarian penyebab tersebut, kata Dedi, tim baru akan menyimpulkan apakah adanya indikasi pidananya. Jika tim menemukan adanya tindak pidana yang disengaja, seperti sabotase atau bentuk pidana lain, Polri dapat melakukan penyelidikan lanjutan untuk penegakan hukum.
“Polri kan bekerja sesuai dengan adanya fakta-fakta hukum dalam suatu peristiwa. Pembuktian secara ilmiah sangat penting untuk menemukan fakta-fakta hukum itu,” ujar Dedi.
Di media sosial, beredar rerupa kabar seputar sumber penyebab padamnya listrik. Muncul kabar, penyebab gangguan tersebut adalah akibat pohon sengon yang tumbang di jalur transmisi tegangan tinggi Ungaran-Pemalang. Ada pula yang menyebutkan, sumber dari penyebab padamnya listrik tersebut adalah pohon yang terbakar di Pusat Pengatur Beban (P2B) Area Pengatur Beban (APB) Jawa Tengah-DIY dan Gardu Induk Ungaran.
Kabar yang ramai di media sosial tersebut dibantah PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, yang coba dikonfirmasi sejumlah wartawan. “Soal pohon sengon yang tumbang dan menjadi sumber penyebab itu kabar yang tidak benar,” ujar Manajer Komunikasi PT PLN UID Jawa Tengah dan DIY, Haris, di Semarang, Senin (5/8).
Informasi seputar penyebab terjadinya gangguan listrik yang mengakibatkan padamnya listrik di DKI Jakarta dan sebagian Jawa barat tersebut, dia menyebut, lebih baik berpegangan pada penjelasan dari pusat.
Sementara saat Republika meminta informasi langsung ke PT PLN (Persero) Area Pengaturan Beban (APB) Jawa Tengah-DIY dan Gardu Induk Ungaran, tidak ada petugas yang mau menjelaskan. Bahkan, area gardu induk Ungaran ini pun tertutup untuk keperluan media. Pada Senin siang, gerbang utama menuju kawasan gardu induk Ungaran ini dijaga ketat oleh aparat kepolisian.
Sejumlah awak media yang mencoba menghubungi petugas untuk mengonfirmasi maraknya kabar seputar penyebab terjadinya pemadaman listrik sehari sebelumnya pun tidak diperkenankan masuk. Bahkan, untuk pengambilan gambar pun hanya diperkenankan dari luar area kompleks gardu induk Ungaran tersebut.
“Saya tidak melarang, tapi Anda bisa baca tulisan ini ya!” kata seorang petugas keamanan setempat sambil menunjuk papan peringatan bertuliskan “Wartawan diperkenankan mengambil gambar/dokumentasi di area bebas terbatas/di luar pagar”. Secara umum di lokasi gardu induk Ungaran tersebut memang tidak tampak ada aktivitas yang mencolok.
Warga beraktivitas di Rusun Bendungan Hilir saat terjadi pemadaman listrik bergilir di Jakarta, Senin (5/8/2019).
Sementara, Pelaksanaan tugas (plt) Direktur Utama (Dirut) PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani menekankan, penyebab berhentinya pembangkit listrik juga bukan berasal dari faktor gempa yang melanda wilayah Banten, Jawa Barat, dan Jabodetabek, pada Sabtu (3/8). Inten menyebutkan, PLN masih akan melakukan pendalaman dan menggandeng pihak independen melakukan proses investigasi. Inten memaparkan, banyak penyebab yang bisa saja mengakibatkan terganggunya pembangkit.
"Jadi, kalau kita bicara sistem tegangan, ini bervariasi ya. Dalam tegangan ekstra tinggi kan melintasi sekian area. Kami dalam proses investigasi, kadang-kadang kita suka tahu ada layangan itu juga bisa menyebabkan jaringan putus. Kemudian jaringan yang ini kena dahan pohon, itu juga bisa menyebabkan putus. Ini memang banyak karena jaringan 500 kV terbuka," ujar Inten.
Ia juga meyakini, penyebab gangguan sistem kelistrikan masih berada pada tataran teknis, bukan sabotase. n bambang noroyono/bowo pribadi/muhammad nursyamsi ed: fitriyan zamzami