Selasa 06 Aug 2019 06:08 WIB

Lansia Pasien Strok Tewas Terpanggang Saat Listrik Padam

Nenek Otie, tewas akibat kobaran api dari lilin saat listrik terbakar.

Lilin dari kulit jeruk dan gelas digunakan warga Kota Bandung saat listrik PLN mati.
Lilin dari kulit jeruk dan gelas digunakan warga Kota Bandung saat listrik PLN mati.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Duka mendalam dirasakan, Mustika Sari atau akrab disapa Ika (30 tahun), warga Kampung Sukamulya RT 03/RW 06, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta. Pasalnya, kejadian listrik padam yang melanda wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jabar, berdampak pada meninggalnya Oti (65 tahun) yang merupakan nenek dari Ika.

Ika menuturkan, kejadian listrik padam ini membuat dirinya harus kehilangan nenek satu-satunya itu. Mengingat, Nenek Oti harus meregang nyawa akibat kobaran api, yang berasal dari lilin saat kejadian listrik padam.

"Listrik di Purwakarta, padam sejak Ahad siang (4/8) sampai malam," ujarnya, Senin (5/8).

Menjelang maghrib, Ika menyalakan lilin di sejumlah ruangan rumahnya. Termasuk, di kamar Nenek Oti yang ukurannya 2,5x2,5 meter. Neneknya itu, hanya terbaring tak berdaya akibat penyakit stroke yang telah dideritanya bertahun-tahun.

Setelah maghrib, Ika bersama suaminya, Cecep (35 tahun), meninggalkan Oti di rumah sendiri. Alasannya, pasangan suami-isteri ini sedang berjualan di pameran yang berlokasi di Jl Baru.

Saat itu, Ika meninggalkan Oti dengan posisi, lilin berada di atas tempat tidur neneknya. Tanpa berpikir panjang, pasangan ini keluar rumah untuk berjualan.

"Ternyata, sekitar pukul 22.00 WIB, saya mendapat kabar jika rumah kebakaran. Begitu juga dengan nenek, meninggal dunia akibat terbakar," ujar Ika dengan wajah bersedih.

Dia tak menyangka, keputusannya menggunakan lilin saat kondisi listrik padam, justru membawa petaka bagi keluarganya. Nenek satu-satunya ini, harus meregang nyawa, tanpa seorangpun yang bisa menolongnya.

Kini, Ika hanya bisa menyesalinya. Namun, penyesalan ini tidak akan membawa neneknya hidup kembali. Pada Senin pagi, jasad Nenek Oti yang hangus terbakar, telah dikebumikan di tempat pemakaman umum di wilayah itu.

Sementara itu, Lurah Cisereuh Yai Uun Khaerun, mengatakan, kasus terbakarnya Nenek Oti saat kejadian listrik padam serentak ini, tak hanya menimbulkan duka mendalam bagi keluarga. Warga dan pemerintahan kelurahan juga, turut merasakan kesedihan yang melanda keluarga Nenek Oti.

"Kami tak menyangka, gara-gara listrik padam, ada warga kami yang menjadi korban," ujarnya.

Yai menuturkan, kebakaran yang melanda rumah Nenek Oti ini kali pertama diketahui tetangganya, yakni Undang Safei. Sekitar pukul 21.00 WIB, Undang melihat ada kobaran api dari salah satu jendela rumah Nenek Oti.

Melihat kobaran itu, Undang langsung berteriak minta tolong. Selain itu, ada juga warga yang menghubungi petugas Damkar dan kepolisian. Akan tetapi, karena lokasi rumah korban berada di gang sempit, jadi proses pemadaman api jadi sulit.

Bahkan, modil Damkar juga tak bisa menjangkau kobaran api. Karena, sulitnya akses masuk. Kobaran api itu, bisa dipadamkan dengan peralatan seadanya, yang dilakukan oleh warga setempat.

"Tapi sayang, Nenek Oti tidak bisa diselamatkan," jelas Yai. N Ita Nina Winarsih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement