REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pertamina mulai menerapkan sistem pembayaran non-uang kertas (cashless payment) untuk transaksi antara agen dan pangkalan elpiji. Manajer Unit dan Komunikasi MOR I Roby Hervindo menuturkan, sistem ini bermanfaat bagi konsumen. Sebab, akan ada peningkatan keandalan stok elpiji hingga level pangkalan.
"Sistem cashless payment elpiji untuk pangkalan melakukan transaksi pemesanan maupun pembayaran elpiji kepada agen secara non tunai. Lewat sistem ini, keandalan stok elpiji di pangkalan meningkat," kata Roby melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (4/8).
Selain itu, pihaknya mengupayakan verifikasi jumlah tabung elpiji yang dibeli sesuai dengan harga tabung yang dibayarkan. Dengan begitu, konsumen dipastikan membeli elpiji 3 kilogram di pangkalan resmi Pertamina sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
Keuntungan lainnya, lanjut Roby, adalah agen elpiji dapat melakukan pencatatan transaksi secara waktu nyata (real time) sehingga otomatis lebih akurat. Pembayaran cashless juga meningkatkan sisi keamanan. Sebab, pangkalan tidak perlu mengumpulkan uang tunai untuk pembayaran.
Hingga kini, sebanyak 86 dari dari total 96 agen elpiji di wilayah Sumatra Barat sudah menerapkan sistem transaksi cashless. Dari total 2.903 pangkalan, lebih dari 2.200 unit pangkalan sudah menerapkan sistem demikian.
“Kami optimistis pada akhir tahun 2019 penerapan cashless payment mencapai 100 persen,” ujar Roby.
Di wilayah Pertamina pemasaran (MOR) I Sumbagut, sebanyak 461 dari total 489 agen Pertamina sudah menerapkan cashless payment. Jumlah itu setara dengan 94 persen dari total keseluruhan. Untuk tingkat pangkalan, lebih dari 16 ribu dari total 21 ribu unit sudah menerapkannya.
Realisasi sistem ini pada aplikasi bank yang terhubung secara host-to-host dengan Sistem Monitoring Penyaluran LPG 3kg (Simol3k) Pertamina. Integrasi sistem juga mempermudah Pertamina dalam mengawasi penyaluran elpiji 3 kg, baik kepada agen maupun pangkalan.
Hingga Juli 2019, konsumsi elpiji 3 kg bersubsidi di wilayah Sumatra Barat mencapai 17,18 juta tabung. Adapun konsumsi elpiji nonsubsidi Bright Gas 5,5 kg dan 12 kg masing-masing mencapai 228 ribu tabung dan 229 ribu tabung.