REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kementerian Pertanian, menargetkan 3.000 hektare lahan sawah di Kabupaten Purwakarta untuk ditanami padi gogo. Penanaman padi gogo tersebut bertujuan untuk menambal sawah yang puso akibat kekeringan.
Dengan begitu, ketersediaan bahan pangan, terutama beras bisa terjaga. Meskipun di sejumlah wilayah dilanda kekeringan.
Kasubdit Data dan Kelembagaan Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Batara Siagian, sejak Purwakarta tercatat sebagai wilayah yang terdampak kekeringan, maka ada sejumlah kebijakan untuk mengamankan ketersediaan bahan pangan. Salah satunya, wilayah tersebut didorong melakukan intensifikasi tanaman dengan cara menanam padi gogo di lahan sawah.
"Ada 3.000 hektare yang kita targetkan lahan sawah di Purwakarta, bisa tanami padi gogo," ujar Batara, kepada Republika.co.id, Ahad (4/8).
Penanaman padi gogo tersebut dimulai sejak awal Agustus. Bahkan, khusus pada bulan ketujuh ini, target yang bisa ditanami mencapai 1.200 hektare. Dengan kebijakan ini, kata Batara, Kementan akan terus memantau dari mulai pra-tanam, tanam, hingga panen.
Sehingga, perkembangan padi gogo tersebut akan dilaporkan kondisinya setiap hari. Dengan demikian, perkembangannya bisa diawasi. Kebijakan tersebut dilakukan juga di daerah-daerah sentra padi yang mengalami kekeringan cukup parah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Tanaman Pangan Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengatakan, saat ini lahan yang akan dijadikan area padi gogo sudah diidentifikasi. Seluas 3.000 hektare itu, tersebar di sejumlah kecamatan. Seperti, Cibatu, Campaka, Bungursari, Babakan Cikao, Jatiluhur dan Plered.
"Wilayah yang ditanami padi gogo ini, yang merupakan areal rawan kekeringan," ujarnya.
Agus menyebutkan, biasanya padi gogo itu ditanam di areal lahan kering. Tetapi, saat ini kondisinya berbeda. Padi gogo ini, ditanam di areal persawahan yang suplai airnya minim. Agus mengatakan sebanyak 1.500 hektare terancam kekeringan dengan 272 hektare di antaranya mengalami puso.