REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah isu yang menyebut bakal ada gempa besar berkekuatan M 9,0 r pascaterjadinya gempa Banten. BMKG mengimbau masyarakat tak mudah termakan isu yang kepastian belum bisa dipastikan.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menegaskan, gempa bumi hingga saat ini belum dapat diprediksi oleh siapapun, kapan, di mana, dan berapa kekuatannya.
Ia menjelaskan gempa bumi terjadi akibat deformasi batuan yang terjadi secara tiba-tiba pada sumber gempa yang sebelumnya mengalami akumulasi medan tegangan (stress) di zona tersebut. Pengaruh penjalaran stress untuk proses selanjutnya secara kuantitatif masih sulit untuk diketahui.
"Teori yang berkembang saat ini baru dapat menjelaskan bahwa sebuah gempa bumi utama dapat membangkitkan atau memicu aftershocks dan masih sulit untuk memperkirakan gempa besar rentetannya seperti beberapa kasus gempabumi doublet, triplet (dua atau tiga kejadian gempabumi tektonik dalam waktu dan lokasi yang relatif berdekatan),dan seterusnya," katanya pada wartawan, Sabtu (3/8).
Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak percaya kepada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia mengingatkan masyarakat seharusnya lebih fokus melakukan langkah-langkah mitigasi terkait kesiapan sebelum, saat, dan setelah terjadi gempa bumi.
"Siapkan bangunan rumah anda sesuai dengan konstruksi aman gempa, siapkan perabotan-perabotan yang kuat dan dapat menjadi tempat perlindungan sementara saat terjadi gempa," jelasnya.