REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Belasan rumah warga di Kabupaten Sukabumi dilaporkan mengalami kerusakan akibat bencana gempa 7,4 SR yang berpusat di Sumur, Banten. Hal ini didasarkan pendataan yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.
"Berdasarkan data sementara ada 15 unit rumah warga yang rusak baik ringan, sedang, dan berat," ujar Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna kepada wartawan Sabtu (3/8). Belasan rumah ini tersebar di 10 kecamatan yang ada di Sukabumi.
Menurut Daeng, wilayah terdampak itu berada di Parakansalak, Cikembar,Ciambar, Sagaranten, Cidahu, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, Warungkiara, dan Kabandungan. Sementara rumah yang rusak sebanyak satu unit di Desa Pasanggrahan Kecamatan Sagaranten.
Sementara rumah rusak sedang sebanyak sembilan unit di Kecamatan Parakansalak, Cikembar, Ciambar, Nagrak, Bojonggenteng, Kalapanunggal, dan Warungkiara. Terakhir sebanyak lima unit rumah rusak ringan di Cidahu, Nagrak, dan Bojonggenteng.
Daeng menuturkan, tidak ada korban jiwa dalam bencana tersebut. Bencana hanya menyebabkan kerugian hingga ratusan juta rupiah. Lebih lanjut Daeng menerangkan, warga yang rumahnya rusak telah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Hingga kini petugas BPBD masih terus melakukan pendataan dampak kerusakan akibat gempa.
Sebelumnya, pascagempa bermagnitudo 7,4 dan kini direvisi 6,9, puluhan warga di Kecamatan Palabuhanratu mengungsi Jumat (2/8). Mereka mengungsi ke Pos SAR Sukabumi yang berada di Palabuhanratu, Sukabumi.
"Saat ini Pos SAR Sukabumi sedang melakukan penanganan terhadap para pengungsi yang berasal dari desa Canghegar dan Siliwangi sejumlah 30 orang di gedung Pos SAR Sukabumi," ujar Plh Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta I Made Oka Astawa dalam keterangan persnya.
Kantor Pos SAR Sukabumi berada di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Puluhan warga ini sebelumnya panik dan khawatir air laut naik ke daratan.
Hingga saat ini lanjut dia, berdasarkan laporan dari tim rescue yang ada di lapangan belum ada korban akibat gempa. Dalam hal ini Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta menyiagakan seluruh personelnya dan melakukan koordinasi bersama unsur terkait di wilayah kerjanya.
Petugas ungkap Oka, melakukan pemantauan terhadap warga yang mengungsi dari jalur Pantai Palabuhanratu dan sekitarnya. Di samping itu tim siaga 24 jam juga masih melakukan pemantauan dan membuka laporan dari masyarakat apabila ada korban akibat gempa yang ingin dievakuasi.