REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gempa bumi terjadi pada Jumat, (2/8) pukul 19.03. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 104.58° BT dan 7.54° LS, dengan magnitudo M 7,4 pada kedalaman 10 km, berjarak 137 km baratdaya Sumur, Banten.
Menurut Kabid Mitigasi Gempa dan Tsunami PVMBG Badan Geologi, Sri Hidayati, gempa ini tak berpengaruh pada aktivitas Gunung Tangkuban Perahu yang saat ini sedang aktif. "Rasanya sih tidak (pengaruh gempa, Red). Tangkuban Parahu juga kan juga sedang aktivitasnya naik ya," ujar Sri kepada Republika.co.id saat dihubungi, Jumat (2/8).
Saat diminta penjelasan lebih lanjut, Sri menegaskan, saat ini Tangkuban Perahu aman tak terpengaruh. "Enggak berpengaruh ke Tangkuban Perahu. Itu saja," jawab Sri singkat.
Sebelumnya, Pusat Vuknanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan status Tangkuban Perahu levelnya kembali naik. Yakni, dari normal menjadi waspada. Karena, pada 2 Agustus 2019 pukul 00.43 WIB erupsi kembali terjadi di Gunung Tangkuban Perahu.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 50 mm (overscale) dan durasi sekitar 3 menit 6 detik. Kemudian, erupsi kembali terjadi pada pukul 01.45, 03,57 dan 04.06 WIB. Bahkan, masih berlangsung hingga saat ini.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi - Kementerian ESDM, Kasbani, pihaknya merekomendasikan beberapa hal terkait aktivitas Gunung Tangkuban Perahu. Yakni, pertama masyarakat di sekitar G unung Tangkuban Perahu dan pengunjung/wisatawan/pendaki agar tidak mendekati kawah yang ada di puncak Gunung Tangkuban Perahu dalam radius 1,5 Km dari kawah aktif.
Kedua, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai meningkatnya konsentrasi gas-gas vulkanik. Diimbau warga atau pegunjung tidak berlama-lama berada di sekitar kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu. Agar, terhindar dari paparan gas yang dapat berdampak bagi kesehatan dan keselamatan jiwa.
Rekomendasi ketiga, kata dia, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata gunung Tangkuban Perahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala vulkanik yang jelas.
"Masyarakat di sekitar Tangkuban Perahu diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Tangkuban Perahu, tetap memperhatikan informasi dari BPBD setempat," paparnya. N Arie Lukihardianti