Jumat 02 Aug 2019 16:48 WIB

55 Desa Pesisir Cilacap Berpotensi Terdampak Tsunami

Ke-55 desa tersebut, tersebar di 10 wilayah kecamatan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga berusaha menghindar saat gelombang tinggi menerjang pemecah ombak di Pantai Widarapayung, Binangun, Cilacap, Jateng. (ilustrasi)
Foto: antara/Idhad Zakaria
Sejumlah warga berusaha menghindar saat gelombang tinggi menerjang pemecah ombak di Pantai Widarapayung, Binangun, Cilacap, Jateng. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, menginventarisir ada sebanyak 55 desa di wilayah pesisir selatan yang berpotensi terdampak tsunami. "Ke-55 desa tersebut, tersebar di 10 wilayah kecamatan," jelas Kepala BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhi, Jumat (2/8).

Dari 10 kecamatan tersebut, dia menyatakan, desa-desa di tujuh kecamatan memiliki kategori dampak tinggi. Desa-desa tersebut, antara lain desa-desa yang terdapat di wilayah pesisir Kecamatan Nusawungu, Binangun, Adipala, Kesugihan, Cilacap Utara, Cilacap Selatan dan Cilacap Tengah.

Baca Juga

Sedangkan desa-desa di tiga kecamatan lainnya, menurut Tri Komara, masuk kategori terdampak sedang. Yakni, desa-desa yang berada di wilayah Kecamatan Maos, Kampung Laut dan Patimuan.

Terkait potensi ini, BPBD Cilacap sebelumnya telah menerima tim Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami. Dalam kegiatan tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan kegiatan sosialisasikan mitigasi tsunami di 55 desa wilayah Kabupaten Cilacap. "Sosialisasi ini merupakan rangkaian agenda ekspedisi desa tangguh bencana (Destana) Tsunami pesisir selatan Jawa," jelasnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Kodirin mengatakan, para peserta sosialisasi terdiri dari aparat desa, para ketua RT dan RW, serta tiap unsur elemen masyarakat desa. Dalam sosialisasi ini juga disampaikan materi pengetahuan tentang gempa dan tsunami.

"Pengetahuan tentang gempa dan tsunami ini perlu disampaikan, mengingat akhir-akhir ini masyarakat Cilacap sempat merasa resah akibat adanya isu di media sosial yang menyebutkan wilayah Cilacap akan dilanda tsunami," katanya.

Dengan adanya pemahaman tersebut, Kodiri berharap, masyarakat bisa memiliki pemahaman lebih baik mengenai gempa dan tsunami. "Hingga saat ini, gempa sebagai pemicu tsunami masih belum bisa diramalkan kapan akan terjadi. Yang penting bagi kita, adalah bagaimana kita bisa mengambil sikap bila bencana itu terjadi," katanya.

Dia menyebutkan, kegiatan sosialisasi yang dilakukan dalam rangkaian Destana tersebut akan berlangsung di wilayah Cilacap selama dua hari. Setelah itu, kegiatan akan dilanjutkan secara estafet ke wilayah Kabupaten Pangandaran. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement