REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional Jawa Timur menggelontorkan cabai rawit murah lewat operasi pasar. Operasi pasar tersebut digelar di dua pasar tradisional yang ada di Surabaya, yakni Pasar Wonokromo dan Pasar Tambakrejo.
Wakil Kepala Bulog Divre Jatim Fachria Latuconsina mengatakan, operasi pasar serupa juga telah dijadwalkan di pasar-pasar tradisional yang tersebar di 13 subdivre Bulog di wilayah Jawa Timur. Operasi pasar tersebut akan digelar rutin setiap Rabu dan Jumat, hingga harganya kembali normal.
"Operasi pasar yang kami gelar hari ini menyediakan 70 kilogram cabai rawit di Pasar Tambakrejo dan 50 kilogram di Pasar Wonokromo. Kami jual Rp50 ribu perkilogram," ujar Fachria di Surabaya, Jumat (2/8).
Harga cabai rawit memang terpantau terus naik sejak dua pekan terakhir. Bahkan sempat menembus Rp100 ribu per kilogram. Berdasar pengakuan para pedagang, di Pasar Tambakrejo Surabaya, harga cabai rawit berada di kisaran Rp80 ribu per kilogram, dari normalnya sekitar Rp60 ribu per kilogram.
Fachria menyatakan, cabai rawit yang disediakan pada operasi pasar tersebut merupakan hasil serapan dari petani di wilayah Kediri, Jawa Timur. "Rp50 ribu per kilogram yang kami jual untuk operasi pasar ini berdasarkan harga yang kami dapat dari petani cabai di Kediri," kata dia.
Kepala Dinas Perdagangan Pemprov Jatim Drajat Irawan mengatakan, kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh panen di berbagai daerah di wilayah Jatim yang tidak merata. Drajat mengaku, Pemprov Jatim pun telah menginstruksikan ke seluruh kabupaten/ kota agar menggelar operasi pasar serupa, demi menekan kenaikan harga cabai rawit.
"Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga telah memerintahkan kepala daerah di tingkat kabupaten dan kota agar menggelar operasi pasar cabai rawit di daerahnya masing-masing," ujarnya.
Dia meyakini harga cabai rawit di pasar akan kembali normal setelah panen raya yang diprediksi pada akhir Agustus atau awal September 2019. Maka dari itu, operasi pasar yang digelar pun, diperkirakan akan terus berlanjut hingga panen raya berlangsung, atau harga kembali normal.
"Sebelum terjadi panen raya, Ibu Gubernur memerintahkan agar rutin menggelar operasi pasar murah untuk menekan harga cabai rawit," kata Drajat.