REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman mempersilakan masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatan hewan kurban. Bahkan, prosesnya tidak sampai 30 menit.
Kabid Peternakan DP3 Kabupaten Sleman, Harjanto mengatakan, yang paling diperhatikan dari hewan kurban jelang Hari Raya Idul Adha memang kesehatannya. Salah satunya, terkait cacing hati.
Untuk itu, ia menekankan, DP3 Kabupaten Sleman mempersilakan ke masyarakat yang ingin memeriksakan kesehatan hewan kurban untuk datang. Mereka dapat melakukan tes kesehatan secara gratis.
"Masyarakat cukup bawa feses yang paling baru, tidak perlu banyak-banyak, sekitar 100 gram saja," kata Harjanto, Kamis (1/8).
Ia menekankan, tidak cuma hewan-hewan yang terinfeksi cacing hati tidak boleh dikonsumsi. Harjanto berpendapat, jika dari feses-feses terinfeksi cacing hati secara ringan masih bisa dikonsumsi.
Tapi, jika kadar terinfeksinya sudah mencapai 70 persen, Harjanto menekankan, sebaiknya sudah tidak dikonsumsi sama sekali. Pasalnya, sudah terjadi pengapuran yang membuat kondisi daging berbahaya.
"Itu dikonsumsipun tidak enak karena keras, kami berharap tidak pula dijadikan pakan ikan, dimusnahkan saja," ujar Harjanto.
Namun, ia merasa, jika infeksi cacing hati masih ringan, bagian yang terinfeksi bisa diseset lalu dibersihkan. Sehingga, daging-daging hewan kurban yang disembelih itu bisa dikonsumsi seperti biasa.
Ia menekankan, pemeriksaan itu penting demi menghindari masyarakat mengonsumsi daging-daging kondisi tidak baik. Apalagi, secara fisik, hewan-hewan yang bercacing hati cenderung gemuk.
"Secara fisik, sapi-sapi yang terinfeksi cacing hati itu biasanya gemuk-gemuk, pasalnya mereka memproduksi empedu, jadi cermati ciri-ciri hewan kurban terinfeksi cacing hati," kata Harjanto.
Ketersediaan hewan ternak di Kabupaten Sleman sendiri terdiri dari 38.485 ekor sapi, 24.941 kambing dan 34.901 ekor domba. Besarnya ketersediaan itu jelas membutuhkan pengawasan yang besar pula.
Terlebih, jika melihat data pemantauan pemotongan hewan kurban dua tahun terakhir. Pada 2017, misal, pemantauan dilakukan kepada 2.240 lokasi dengan 6.916 sapi, 2.004 kambing dan 9.643 domba dipotong.
Dari sana, ditemukan kasus cacing hati pada 8,76 persen sapi, 0,36 persen kambing dan 0,29 persen domba. Jumlah kasus itu mengalami kenaikan pada tahun berikutnya.
Pada 2018, pemantauan dilakukan ke 2.428 lokasi dengan 7.476 sapi, 2.368 kambing dan 10.289 domba yang dipotong. Kasusnya ditemukan di 10,52 persen sapi, 1,06 persen kambing dan 0,33 persen domba.
Harjanto menambahkan, pemeriksaan kesehatan penting untuk memastikan hewan kurban aman, sehat, utuh dan halal (ASUH). Sebab, itu menjadi manifestasi konkrit salah satu sasaran pembangunan keamanan pangan.
"Karena ketersediaan pangan ASUH dicirikan salah satunya masyarakat yang terbebas dari jenis pangan berbahaya bagi kesehatan manusia dan tidak sesuai keyakinan masyarakat," ujar Harjanto.